Home > Populer > Debatnya Panjang, Tapi Akhirnya Disepakati Gelar ‘GR’

Debatnya Panjang, Tapi Akhirnya Disepakati Gelar ‘GR’

DR MUHDI KUKUHKAN PPG

SEMARANG, derapguru.com – Pembina Universitas PGRI Semarang yang juga Ketua PGRI Provinsi Jawa Tengah, Dr Muhdi, menyampaikan sejarah penentuan predikat “guru profesional” begitu alot dan panjang. Beberapa usulan gelar yang sempat mengemuka di antaranya gelar guru profesional (GP) dan Guru Sertifikasi (GS).

“Ada perdebatan panjang ketika menentukan gelar ini. Akhirnya, yang disepakati ‘GR’. Bagi yang tidak paham, tentu akan bertanya, ini maksudnya apa to? Tapi apapun itu saya ucapkan selamat untuk kesuksesan ini,” urai Dr Muhdi.

Lebih lanjut Dr Muhdi menuturkan, setelah mendapatkan gelar guru profesional ini, guru akan langsung menjadi pemegang Sertifikat Pendidik. Pemegang Sertifikat Pendidik ini, sesuai dengan Undang-Undang Guru dan Dosen akan berhak untuk mendapatkan tunjangan profesi guru satu kali gaji pokok.

“Hanya diam saja, rekeningnya nanti akan bertambah sendiri. Maka begitu pulang dari sini, sertifikatnya jangan sampai ketinggalan di warung ya,” pesan Dr Muhdi disambut senyum peserta pengukuhan.

Hal lain yang dipesan Dr Muhdi adalah supaya para guru profesional ini tidak berubah karakter atau bertindak yang aneh-aneh. Banyak kasus terjadi, setelah guru menerima sertifikat pendidik, pikirannya jadi aneh-aneh.

“Saya berpesan, meskipun gajinya tambah satu, tapi isterinya jangan tambah satu. Kalau ada yang berpikir demikian, tunjangannya saya doakan tidak lancar,” kata Dr Muhdi disambut tawa meriah peserta.

Lebih lanjut Dr Muhdi menuturkan, PGRI Jawa Tengah sering mendapatkan komplain dari masyarakat. Pasalnya sejak program sertifikasi ini muncul, banyak guru profesional yang malah bercerai atau memiliki isteri lagi.

“Kami sering dikomplain, gara-gara tunjangan profesi guru banyak yang cerai. Saya jawab, banyak jumlahnya bukan berati persentasenya banyak. Guru kami banyak jumlahnya. Yang baik jauh lebih banyak daripada yang kurang baik. Ada pula yang komplain, sejak adanya tunjangan profesi, banyak guru yang kemudian selingkuh. Ini medeni banget,” tandas Dr Muhdi.

Sebagai pesan pamungkas, Dr Muhdi mengingatkan bahwa guru adalah pembelajar sepanjang hayat. Sebagian dari tunjangan profesi yang didapatkan guru adalah untuk peningkatan profesionalitas. Jangan lupa untuk terus belajar.

“Semoga ilmu yang diraih mendatangkan manfaat bagi saudara. Teruslah belajar, jadilah pembelajar sejati, pembelajar sepanjang hayat, lanjutkan studi di s2 dan s3,” kata Dr Muhdi. (za)

 

You may also like
Mahasiswa PPG UPGRIS Gelar Proyek Kepemimpinan ‘Eco Warriors’ di SDN Sarirejo
Tahun Ini, 13.034 Guru PAI Ikuti PPG
Peletakan Batu Pertama Gedung PGRI Kota Pekalongan
Pertahankan Minat Anak Pada Seni Lukis Lewat Plasterkit

Leave a Reply