
RUU SISDIKNAS
JAKARTA derapguru.com – Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) akan mengepung istana untuk menghentikan RUU Sisdiknas, Stop Liberalisasi Pendidikan, dan meminta pembubaran LAM. Gerakan turun ke jalan yang akan dilangsungkan antara hari Selasa ini (27 Sepetember 2022) hingga Kamis (29 September 2022) sudah santer beredar melalui pesan broadcast di lingkungan dosen dan guru.
Pesan broadcast untuk turun ke jalan mengepung Istana Negara tersebut akan diikuti oleh 3000-an perguruan tinggi swasta yang tergabung dalam Aptisi, Aliansi Penyelenggara Perguruan Tinggi Indonesia (Apperti), serta melibatkan beberapa politikus seperti Mantan Ketua DPR RI Periode 2009-2014, Dr Marzuki Alie.
Ada tiga hal yang membuat mereka menolak RUU Sisdiknas. Pertama, karena RUU Sisdiknas dianggap telah melecehkan profesi Guru dan Dosen. Apabila RUU sisdiknas nanti berlaku, guru dan dosen tidak lagi dipandang lagi sebagai profesi. Guru ASN akan menjadi staf pekerja untuk negara, sedangkan guru swasta akan menjadi buruh bagi sekolah.
Kedua, dalam RUU sisdiknas yang akan disahkan, tdk ada lagi pendidikan gratis. Hal ini melanggar amanat dasar undang-undang dan mengabaikan konstitusi sebuah negara. Ketiga, Mendikbudristek dianggap tidak menghargai sama sekali peran perguruan tinggi swasta.
Dalam pesan berantai tersebut, PGRI turut dicantumkan ikut serta dalam diskusi, dan terus turut digoda untuk ikut serta mengepung Istana Negara. Akan tetapi, Ketua Umum PB PGRI, Prof Dr Unifah menyatakan tidak terlibat dalam gerakan mengepung Istana Negara karena hasil Rakornas PGRI beberapa waktu lalu, menyepakati PGRI masih memilih jalur diplomasi untuk menyikapi RUU Sisdiknas. (za)