SEMARANG, derapguru.com – Ada potensi polemik yang akan muncul pada pelaksanaan ASN P3K Tahun 2023. Potensi polemik tersebut sebagai imbas dari akan dilimpahkannya guru Prioritas 1 (P1) Batal Penempatan sebagai P1 ASN P3K tahun 2023 yang akan direkrut tanpa tes.
Dr Muhdi menunjukkan celah polemik yang tumbuh itu ada pada formasi SMA/SMK yang dalam analisis PGRI Jawa Tengah sudah terpenuhi. Bila formasi sudah terpenuhi, ini akan menjadi masalah baru mengingat para pemegang P1 juga banyak yang berasal dari SMA/SMK.
“Okelah bila mau merekrut besar-besaran. Tapi coba kita ambil data dari Jawa Tengah saja. Jumlah sekolah SMA/SMK di Jawa Tengah sebanyak 427 sekolah yang menurut analisis kami, kuotanya sudah terpenuhi, ini akan bagaimana?” urai Dr Muhdi.
Dr Muhdi mengungkapkan, kebutuhan guru SMA/SMK di Jawa Tengah yang tercatat sejumlah 13 ribuan. Pada dua tahun terakhir formasi sudah terisi 9000 formasi dan 4000 formasi. Data ini menunjukkan bahwa kuota untuk SMA/SMK sudah penuh dengan rekrutmen melalui sebelumnya.
Tidak hanya itu saja, Dr Muhdi juga menyinggung masalah jumlah mapel SMK yang begitu banyak. Bagaimana cara mengatur regulasi dan pendistribusian guru, bila guru mapel tertentu sudah menumpuk sedangkan sekolah sudah penuh.
“Ini belum lagi jumlah mapel SMK yang begitu banyak. Bila kondisinya begini, apakah yakin pada ASN P3K Tahun 2023 nanti bisa membuka formasi baru untuk sekolah maupun mapel tertentu? Ini bakal menjadi masalah baru ke depannya,” ungkap Dr Muhdi.
Kendati demikian, Dr Muhdi mengungkapkan, masalah ini kemungkinan hanya akan muncul pada jenjang SMA/SMK. Sedangkan untuk rekrutmen jenjang SD dan SMP kemungkinan besar bila dilaksanakan secara baik berapapun jumlah P1 yang akan dilimpahkan pada ASN P3K Tahun 2023 kemungkinan besar bisa teratasi dengan baik. (za)