SEMARANG, derapguru.com — Ketua PGRI Jateng, Dr Muhdi, menegaskan bahwa pendidikan adalah cara terbaik bagi seseorang untuk melompat atau mengubah nasib. Mau menjadi apa saja, atau bahkan untuk mendapatkan siapa saja, modalnya adalah pendidikan.
“Bagi yang perempuan, misalnya, apa layak nggayuh jadi isterinya bupati bila tidak kuliah?” urai Dr Muhdi disambut senyum peserta seminar ‘Transformasi Guru Indonesia’ yang digelar di Balariung UPGRIS, Jumat 30 Desember 2022 sore ini.
Lebih lanjut Dr Muhdi menyampaikan, bahwa dunia pendidikan saat ini telah memasuki Revolusi Industri 5.0. Prinsip dasar revolusi ini adalah mengubah sisi fundamental dari cara kita hidup, cara kita bekerja, dan cara kita berhubungan dengan yang lain.
Dulu, lanjut Dr Muhdi, orang-orang bangga dengan identitas kelompoknya. Bangga dengan disiplin keilmuannya. Yang insinyur bangga dengan ikatan insinyurnya. Tapi ketika menghadapi masalah yang semakin kompleks, satu disiplin keilmuan tak lagi bisa untuk memecahkan masalah.
“Butuh multidisiplin keilmuan. Karena tidak ada masalah rumit di masa sekarang yang bisa dipecahkan oleh satu disiplin ilmu. Butuh kolaborasi antarbidang ilmu,” tutur Dr Muhdi.
Dr Muhdi juga menegaskan bila kolaborasi saja sudah tidak lagi cukup. Sebab senyatanya, tetap dibutuhkan pola pikir kreatif atau creative mind untuk mengorkestrakan multidisiplin ilmu menjadi sesuatu yang bermanfaat.
“Bila sudah sampai pada pola pikir kreatif, selanjutnya pola pikirnya perlu bertransformasi lagi menuju respectfull mind atau memberikan respek pada perbedaan keilmuan. Baru kemudian bisa masuk dalam tataran pola pikir ethic mind yang sejalan dengan tuntutan masa sekarang,” tutur Dr Muhdi.
Pada ethic mind ini, lanjut Dr Muhdi, seseorang diharapkan dapat mengedepankan sisi etika atau kebaikan. Transformasi sampai pada level ethic mid inilah yang harus dilakukan guru untuk siap menjadi pendidik bagi anak-anak di masa depan. (za)