Home > D’PGRI > Dr Muhdi: Guru Honorer Itu Seperti Isteri Siri

Dr Muhdi: Guru Honorer Itu Seperti Isteri Siri

DR MUHDI PGRI KABUPATEN TEGAL

SLAWI, derapguru.com – Ketua PGRI Jawa Tengah, Dr Muhdi, mengibaratkan nasib dan status guru honorer seperti “isteri siri”. Segala tugas dan kewajibannya sebagai isteri dilakukan, tetapi status dan haknya tidak jelas diberikan.

Wong anaknya lahir, bapaknya mau disebut saja repot. Bapaknya mana, surat nikahnya mana, nggak ada. Kalau bapaknya mau pergi begitu saja, atau mau diberhentikan sebagai isteri siri, ya tinggal talak, selesai,” tutur Dr Muhdi dalam Resepsi HUT Ke-77 PGRI dan Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2022 di PGRI Kabupaten Tegal, Kamis 1 Desember 2022.

Ketidakjelasan nasib dan status inilah yang menjadi concern PGRI dalam memperjuangkan nasib para guru honorer. Fokus utama PGRI adalah mengupayakan supaya status “istri siri” para guru honorer bisa berubah menjadi “isteri beneran”.

“Yang sejahtera itu kan ‘isteri beneran’, bukan ‘isteri siri’. Maka kami terus berupaya supaya para guru honorer ini bisa mendapatkan kejelasan nasib dan status,” tandas Dr Muhdi.

Lebih lanjut Dr Muhdi menuturkan, usaha untuk memperjelas status guru honorer inilah yang terus menjadi tarik ulur antara PGRI dengan pemerintah. Awalnya, PGRI meminta supaya semua guru honorer diangkat semua menjadi PNS, tapi pemerintah bilang jumlahnya terlalu besar.

“Ya sudah, yang usia 35 ke atas diangkat dulu tidak apa-apa. Tapi kemudian jumlah kekurangan guru ternyata masih sangat besar, ya sudah PPPK dulu juga tidak apa-apa. Yang penting statusnya jelas dulu,” tandas Dr Muhdi.

Ketika proses seleksi ASN PPPK mulai diterapkan, lanjut Dr Muhdi, PGRI juga terus memantau pelaksanaannya. Karena banyaknya kebutuhan guru, peserta seleksi guru yang lolos passing grade kami perjuangan untuk langsung mendapatkan afirmasi pada seleksi tahun 2022 ini.

“Tidak hanya itu saja. Kami juga terus berupaya bagi para guru honorer yang belum lolos passing grade, untuk tidak tergeser oleh guru baru yang lolos passing grade. Ini upaya kami supaya guru honorer yang belum lolos passing grade terus mendapatkan kesempatan seleksi sampai mereka lulus,” tandas Dr Muhdi. (za)

You may also like
H Wasari, Ketua PGRI Kabupaten Tegal Berpulang
guru cantik
141 Guru Honorer Terdampak ‘Cleansing’ Telah Kembali Mengajar
Guru Honorer DKI Jakarta “Dihapus”, Begini Alasan Disdik
Dr Muhdi: Tradisi Baik Akan Terus kita Lanjutkan

Leave a Reply