SEMARANG, derapguru.com – Ada ketidakcermatan dalam pembuatan judul yang mengakibatkan proposal-proposal program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat gagal diterima. Misalnya saja, judul untuk program pengabdian kepada masyarakat, tapi karakter judulnya justru mengarah pada judul-judul penelitian. Proposal-proposal seperti ini secara otomatis akan tertutup peluangnya untuk lolos hibah.
“Pengabdian kok judulnya ‘metode’, mestinya kan ‘penerapan metode’. ‘Metode’ itu untuk (karakter) judul penelitian. Sedang ‘penerapan metode’ itu (karakter) untuk judul pengabdian dari hasil penelitian tentang ‘metode’. Kalau sudah kelihatan begitu, rewiewer ya langsung meminggirkan,” tutur Reviewer Nasional Abdimas Kemdikbudristek, Dr Suparni Setyowati Rahayu, saat mengisi Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian, Kamis 17 November 2022, pagi ini.
Lebih lanjut Suparni menuturkan, ada enam tujuan program pengabdian kepada masyarakat di perguruan tinggi. Pertama, melaksanakan program pengabdian keopada masyarakat sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Kedua, mengembangkan model pemberdayaan masyarakat yang sesuai dengan kondisi setempat.
“Ketiga, untuk meningkatkan kapasitas pengabdian kepada masyarakat. Keempat, memberikan solusi berbasis pada analisis situasi sesuai kebutuhan, tantangan, atau persoalan yang ada di masyarakat,” urai Suparni.
Kelima, lanjut Suparni, pengabdian dilakukan dengan kegiatan yang mampu memberdayakan masyarakat pada semua strata ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Sedangkan keenam, melakukan alih teknologi, ilmu, dan seni kepada masyarakat untuk pengembangan martabat manusia berkeadilan gender, inklusi sosial, dan kelestarian SDA.
Dalam seminar nasional yang dibuka langsung oleh Rektor UPGRIS, Dr Sri Suciati ini, dihadirkan pula pembicara handal dari Direktur Riset Teknologi dan Pengabdian Kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Prof Dr M Faiz Syuaib. (za)