SEMARANG, derapguru.com — Masih ingat tentang game “Pokemon Go” yang sempat viral beberapa waktu lalu? Game berburu Pokemon yang bisa bikin gemes karena Pokemon-nya bisa saja ngumpet di kolong kasur, pekarangan tetangga, sampai taman kota. Bahkan game ini juga sempat bikin geger karena ada pokemon ngumpet di Istana Negara.
“Itulah salah satu contoh pemanfaatan teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) dalam dunia game,” tutur Dr Achmad Buchori saat menjadi pembicara dalam acara Semarak Aksi Teknologi Informasi (Semakti) yang digelar Hima Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi (PTI) Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), di GP Lantai 7 UPGRIS, Sabtu 15 Oktober 2022.
Lebih lanjut, dosen yang akrab dipanggil Dr Buche ini, menuturkan bahwa teknologi AR dan VR ke depan akan lebih masif lagi pengembangannya. Salah satunya adalah pengembangan AR dan VR dalam dunia metaverse yang sekarang sedang menjadi fokus para raksasa teknologi.
Augmented Reality (AR) sendiri adalah teknologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi dan tiga dimensi ke dalam lingkungan nyata lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut secara realitas dalam waktu yang nyata. Sedangkan Virtual Reality (VR) adalah sebuah teknologi yang membuat pengguna atau user dapat berinteraksi dengan lingkungan yang ada dalam dunia virtual yang disimulasikan oleh komputer.
“Untuk dapat unggul dalam persaingan, para mahasiswa, terutama mahasiswa yang terkait dengan teknologi informasi, penguasaan teknologi-teknologi seperti ini akan menjadi modal besar di masa depan,” tandas Dr Buche.
Lebih lanjut Dr Buche menuturkan, teknologi AR dan VR juga berpotensi untuk dikembangkan dalam dunia pembelajaran. Pasalnya, dasar-dasar teknologi AR dan VR dapat masuk dalam dunia pembelajaran melalui jalur bahan ajar maupun media pembelajaran.
“Contoh sederhana, AR dapat digunakan untuk membuat AR book untuk belajar siswa dan mahasiswa. Sedangkan Virtual Reality dapat digunakan untuk membuat Virtual Tour berupa tampilan 4D yang dapat membuat pelajaran lebih menarik,” tutur Dr Buche.(za).