SEMARANG, derapguru.com — Gerak PGRI Jawa Tengah yang begitu solid, sangat sistematis, dan komprehensif, menjadi “trigger” bagi pengurus pusat untuk terus berjuang. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua PB PGRI, Prof Unifah Rosyidi, saat menjadi narasumber dalam podcast “Ngobr-Us: Ngobrol Seputar Pendidikan Bareng PGRI” UP Radio Semarang, Kamis 13 Oktober 2022.
Prof Unifah mengaku bahwa semangat dan dukungan dari Jawa Tengah membawa pengaruh besar terhadap perjuangan PB PGRI. Termasuk perjuangan dalam menyikapi RUU Sisdiknas yang akan menghilangkan banyak hal, mulai mencerabut identitas guru sebagai profesi sampai dengan menghilangkan tunjangan profesi yang selama ini diberikan untuk menghormati profesi guru.
“Ketika semua terasa buntu, Komisi X DPR pun sudah terlihat kewalahan dan menyerah untuk membantu guru, tiba-tiba datang undangan resmi dari PGRI Jawa Tengah mengajak diskusi tentang RUU Sisdiknas. Dalam acara diskusi itu kami melihat Jawa Tengah yang begitu solid, sangat sistematis, dan komprehansif, itu yang menjadi ‘triger’ kami untuk bangkit untuk kembali berjuang,” tutur Prof Unifah.
Perjuangan mempertahankan identitas profesi, lanjut Prof Unifah, adalah perjuangan terhadap harkat dan martabat guru. Dalam perjuangan ini, yang dipertahankan bukan hanya perkara tunjangan profesi, tapi lebih dari itu, yakni perjuangan atas identitas guru sebagai sebuah profesi.
“Yang kita perjuangkan adalah identitas guru sebagai profesi. UU Guru dan Dosen adalah undang-undang yang lahir dari rahim perjuangan PGRI untuk para guru. Undang-undang yang menunjukkan ‘kehadiran negara’ bagi guru dengan penyebutan ‘profesi’ dan memberikan tunjangan kehormatan berupa tunjangan profesi. Kita sedang memperjuangkan identitas kita sebagai profesi,” tandas Prof Unifah.
Berkat perjuangan tiada henti, Prof Unifah, menuturkan Tuhan memberikan jalan bagi para guru. Menjelang pengumuman Baleg DPR tentang naskah RUU yang masul dalam Prolegnas Prioritas, Presiden meminta PGRI untuk menghadap. “Di situlah saya sampaikan semuanya. Alhamdulillah Bapak Presiden mendengarkan keluhan para guru. Siang harinya, Menkumham menarik naskah RUU Sisdiknas dari Prolegnas Prioritas,” tegasnya.
Oleh karena itulah, lanjut Prof Unifah, menjelang perayaan HUT ke-74 PGRI yang juga dirayakan sebagai Hari Guru Nasional (HGN) yang akan dipusatkan di Semarang, dirinya berharap Presiden nanti dapat hadir. Dalam acara tersebut, dirinya bersama perwakilan guru dari seluruh Indonesia berharap bisa mengucapkan terima kasih pada Presiden atas perhatian dan penghormatan beliau terhadap profesi guru.
“Kami sudah meminta Pak Mensesneg untuk mengagendakan Bapak Presiden dapat hadir dalam Perayaan Hari Guru Nasional. Bapak Mensesneg menyatakan Bapak Presiden menyatakan akan hadir langsung dalam acara tersebut,” tandas Prof Unifah. (za)