JAKARTA, derapguru.com — Penyakit jantung atau Kardiovaskuler menjadi penyakit yang paling banyak membunuh di Indonesia seperti yang telah dicatat oleh Kementerian Kesehatan. Beban biaya yang ditanggung pemerintah untuk mengatasi penyakit jantung juga terbilang tinggi.
“Klaim BPJS dalam setiap tahunnya, penyakit kardiovaskuler paling banyak memakan biaya.” ujar Menkes Budi Gunadi Sadikin.
Tidak hanya itu, lanjut Menkes Budi, kurangnya ahli dalam bidang jantung juga menjadi salah satu penyebab kaddiovaskular menjadi nomor satu. Dari 34 provinsi di Indonesia hanya 28 provinsi yang mampu melakukan proses bedah jantung.
“Alatnya sudah ada. Masalahnya, dokter spesialisnya yang kurang. Ya, kita sangat kekurangan dokter spesialis. Ribuan bahkan puluhan ribu orang meninggal setiap tahunnya karena kekurangan dokter spesialis. Dokter sepesialis jantung,” jelasnya
Masyarakat harus sadar bahwa pola hidup yang buruk, jarang melakukan aktivitas fisik, juga menjadi pemicu seorang mudah terjangkit penyakit kardiovaskuler. Kini kemenkes bekerjasama dengan Kemenlu, tengah mempersiapkan pelayanan alat medis yang lebih canggih lagi untuk membantu penanganan masalah penyakit kardiovaskular.
Menlu Retno Marsudirini menuturkan, pihak Kemenlu akan membantu Kemenkes untuk mencari solusi mengenai kekurangan dokter spesialis jantung ini. Bila Kemenkes hendak mengadakan kerjasama dengan luar negeri, Kemenlu siap membantu.
“Jika ada kerjasama dengan luar negeri maka kami siap untuk membantu supaya pasien-pasien jantung Indonesia tidak perlu berobat ke luar negeri. Cukuplah berobatlah di sini, karena dokternya canggih, alat-alatnya canggih, servisnya bagus,” ucap Menlu Retno Marsudi. (Royan Ibagaza)