SEMARANG, derapguru.com –– Gelar Karya P5 merupakan merupakan salah satu kegiatan penting dalam implementasi Kurikulum Merdeka. Itulah sebabnya SMK PGRI 01 Semarang selalu menggelar kegiatan tersebut dalam beberapa tahun terakhir. Demikian dikatakan Kepala SMK PGRI 01 Semarang, Dra Hj Titi Yulestariani saat diminta pendapat derapguru.com perihal kegiatan tersebut di sekolah yang dipimpinnya. Dijelaskan dalam gelar karya P5 yang diselenggarakan tanggal 10 – 12 Juni 2024 ini untuk kelas X jurusan MPLB dan AKL mengambil tema “Bangunlah Jiwa dan Raganya”.
Pemilihan tema ini dimaksudkan agar anak-anak bisa memahami dan mengekspresikan pentingnya membangun karakter dan kepribadian melalui berbagai karya seni dan penampilan para siswa. Misalnya dalam pentas drama anak-anak memperagakan bagaimana pencegahan bullying, diskriminasi dan kekerasan. Selanjutnya untuk kelas XI dengan tema kebekerjaan dimaksudkan agar anak-anak bisa mengekspresikan tentang idealisme dan bagaimana menghadapi tantangan kehidupan.Titi selanjutnya menjelaskan, bahwa dalam gelar karya P5 saat ini ditutup dengan pagelaran wayang kulit “Pakeliran Padat” dengan lakon “Kangsadewa Adu Jago” yang dimainkan oleh Bagus Kusumawardana, siswa kelas XI MPLB3 SMK PGRI 01 Semarang.
“Pagelaran wayang kulit Pakeliran Padat yang diselenggarakan hari kamis, 13 Juni 2024 ini sepenuhnya ditangani oleh anak-anak. Kami hanya memfasilitasi tempat dan biayanya saja”, kata Titi menjelaskan.
Waka Bidang Akademik, Septi Kurniawati menambahkan, bahwa digelarnya pentas seni wayang kulit ini selain untuk melestarikan budaya jawa, juga dimaksudkan untuk mengembangkan bakat seni anak, dan melatih anak-anak sebagai penyelenggara kegiatan atau Event Organizer (EO).
Ketua EO “Sunrise Organizer” Leyna Wahyu Wardhani mengakui untuk menggelar pentas wayang kulit ini pihaknya melibatkan 33 anak. “Alhamdulillah, dengan kerja sama yang baik antara panitia, para guru pembimbing dan seluruh siswa kegiatan dapat terselenggara dengan baik dan cukup meriah”, ujar Leyna bangga.
Selain disaksikan oleh para guru, karyawan dan para siswa SMK PGRI 01 Semarang, beberapa tamu undangan juga hadir menyaksikan pagelaran wayang kulit yang cukup menarik ini. Nampak hadir pada kesempatan tersebut Sekretaris YPLP DM PGRI JT Cabang Kota Semarang Sudaryanto Gargarin, perwakilan guru-guru SMP, orang tua peserta didik dan beberapa orang pengajar seni dari Sanggar MONOD Laras Semarang.
Sudaryono Gargarin dalam sambutannya mengaku sangat mengapresiasi adanya pagelaran wayang kulit ini. Ia pun mengaku akan menyaksikan sampai kegiatan selesai. “Kami sangat mengapresisasi kegiatan ini, apalagi dalangnya juga dari siswa SMK PGRI 01 Semarang. Wah ini luar biasa bagi kami”, ujar Sudaryono.
Hal senada diungkapkan juga oleh Didit, orang tua siswa yang turut hadir menonton pertunjukan tersebut. “Selaku orang tua siswa saya mendukung kegiatan seperti ini, selain untuk melestarikan budaya, kegiatan ini juga sekaligus untuk membentengi anak-anak dari budaya luar yang kurang baik”, kata Didit.
Bagus Kusumawardhana mengaku senang karena bakat dan potensinya sebagai dalang mendapatkan tempat dan kesempatan untuk berkembang di SMK PGRI 01 Semarang. “Ini adalah apresiasi yang berharga bagi saya untuk dapat mengembangkan bakat dan kegemaran saya dalam bidang seni. Karena kecintaan saya pada bidang seni pedalangan, maka setelah lulus dari sekolah ini pun saya ingin melanjutkan kuliah di ISI Solo”, ujar Bagus mantap.
Cahyono, pembimbing Bagus di Sanggar Monod Laras saat diminta penjelasan tentang lakon “Kangsadewa Adu Jago” mengatakan bahwa sesuatu yang diawali dengan perbuatan baik akan menghasilkan hal yang baik, begitu juga jika diawali dari perbuatan tidak baik akan berakibat hal yang tidak baik juga. “Itu makna pendidikan yang bisa kita ambil, meski sebenarnya ada makna lain yang lebih dalam dari akon tersebut”, jelasnya. (pur/za)