SEMARANG, derapguru.com — Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, memastikan bahwa para guru akan libur selama masa liburan sekolah. Kepastian ini disampaikan setelah pihaknya melakukan kajian dan konsultasi dengan Badan Kepegawaian Nasional (BKN).
Informasi penting tersebut disampaikan Walikota Semarang yang akrab dipanggil Mbak Ita tersebut dalam Talkshow Memperingati Hari Pendidikan Nasional yang digelar PGRI Kota Semarang sebagaimana dirilis melalui Youtube Pemerintah Kota Semarang yang diakses Sabtu 8 Juni 2024.
“Telah kami konfirmasikan ke BKN bahwa ketika murid sekolah libur diperkenankan para guru libur dengan tidak mengurangi hak cuti tahunan,” urai Mbak Ita.
Kendati demikian, Mbak Ita memberikan catatan, meski para guru diberikan masa libur pada saat liburan sekolah, para guru harus bisa mengatur sedemikian rupa supaya layanan sekolah tidak terganggu. Jadi kebijakan liburan tanpa mengurangi hak cuti tersebut diterapkan dengan tetap memperhatikan aspek keterlayanan di sekolah.
“Ini pasti langsung banyak yang mau mengajukan cuti. Jadi nantinya saya ya yang gantian jaga (sekolah) dengan Pak Kepala Dinas Pendidikan,” tutur Mbak Ita disambut tawa audiens.
Mbak Ita berharap perubahan kebijakan tersebut dapat menjadi kabar bahagia bagi guru. Diharapkan para guru bisa memanfaatkannya untum refreshing sehingga sudah siap bekerja maksimal lagi setelah masa sekolah datang kembali.
Ketua PGRI Kota Semarang, Dr H Nur Khoiri MPd, memberikan apresiasi luar biasa kebijakan Mbak Ita yang diambil melalui hasil riset dan kajian yang mendalam. Kebijakan meliburkan guru saat liburan sekolah memberikan kesempatan bagi para guru untuk melakukan refresh supaya bisa bekerja dengan maksimal dan profesional saat masa sekolah kembali datang.
“Kami harapkan para guru selalu menjaga profesionalitas. Harus mampu bekerja secara profesional dan hebat. Sebab anak-anak yang hebat hanya akan lahir dari guru-guru yang hebat,” tandas Dr Nur Khoiri.
Lebih lanjut Dr Nur Khoiri menambahkan, bahwa para guru harus selalu ingat bahwa mereka adalah generasi pembelajar. Generasi yang harus terus belajar selama mereka menyandang predikat sebagai guru.
“Kita harus terus belajar. Karena kita yang dulu disiapkan menjadi guru yang mengajar dengan kapur dan papan tulis, ternyata harus menganjar dengan tablet atau smartphone. Maka dari itu, kita harus terus menjadi generasi pembelajar sepanjang hayat,” tandas Dr Nur Khoiri. (za)