Agenda: Pembacokan Guru di Demak Reporter: Tim Redaksi
SEMARANG, derapguru.com — Ketua PGRI Jateng, Dr H Muhdi SH MHum, mengatakan kasus pembacokan guru akan dijadikan momentum untuk mempelajari perubahan pola karakter siswa pada era postmodern ini. Selama ini kita hanya disuguhkan pola prilaku masyarakat untuk kepentingan konsumsi dan bisnis, sedang untuk kepentingan pendidikan masih belum terpetakan.
“Akan kita pelajari dengan serius apakah perilaku-perilaku agresif seperti ini adalah wujud perubahan perilaku anak-anak kita pada era teknologi informasi? Hal seperti ini penting sekali untuk kita karena dipelajari karena kasus guru dianiaya mahasiswa ini mulai marak terjadi,” tutur Dr Muhdi.
Dr Muhdi meminta, semua pihak untuk dapat melihat perkara ini tidak hanya dari sisi hukum, melainkan pula dari sisi pendidikan. Pasalnya, kasus ini termasuk kasus luar biasa mengingat saat ini pemerintah sedang gencar-gencarnya bicara pendidikan karakter dan kejadian juga di madrasah.
“Kasus ini juga akan menjadi evaluasi bagi kita, apalagi kejadiannya di madrasah yang semestinya penanaman karakternya jauh lebih baik daripada sekolah umum. Kita akan pelajari semuanya untuk kepentingan pendidikan,” tutur Dr Muhdi.
Terkait dengan upaya hukum, Dr Muhdi mengatakan PGRI akan mengawal masalah ini karena terkait dengan guru yang sedang menjalankan tugas profesinya. Di sisi lain, karena pelakunya anak didik, maka PGRI sebagai organisasi guru juga harus memastikan pelaku tetap mendapatkan akses pendidikan supaya tidak putus sekolah.
“Kita sedang menunggu kepolisian mendalami motif, karena dari informasi yang beredar, pelaku sepertinya sudah berhasil ditangkap. Perkara motif ini sangat kami butuhkan untuk bisa melihat masalah secara lebih komprehansif untuk mengevaluasi cara pengajaran maupun cara mendidik generasi saat ini,” tandas Dr Muhdi. (za/wis)
semoga tdk ada lagi kasus kekerasan di sekolah