Agenda: Penerimaan Mahasiswa Baru UPGRIS Reporter: Tim Redaksi
SEMARANG, derapguru.com – Rektor Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), Dr Hj Sri Suciati MHum, menyinggung mahasiswa baru yang banyak membawa goody bag dan tumblers atau gembes tempat air minum. Menurutnya, perangkat yang dibawa mahasiswa baru adalah keren karena sudah memahami perlunya menjaga lingkungan dari sampah-sampah tak berguna.
Hal tersebut disampaikan Dr Sri Suciati saat memberikan sambutan dalam acara Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas PGRI Semarang yang dilanjutkan dengan Kuliah Perdana di Balairung UPGRIS, Selasa 19 September 2023
“Kami senang dan berbangga hati, saudara telah mulai dengan membawa goody bag dan bukan tas kresek, air minum dalam tumblers atau gembes dan bukan air mineral dalam botol, mulai membiasakan membuang sampah pada tempatnya, serta datang tepat waktu,” urai Dr Sri Suciati.
Dr Sri Suciati mengatakan, cara-cara seperti ini adalah cara UPGRIS membangun kampus dengan karakter baik untuk menjadi kampus peneladanan. Cara-cara seperti ini pula yang dibentuk sebagai wujud kepedulian dan ketakwaan sivitas akademika pada Tuhan serta wujud rasa cinta tanah air.
“Jadikan kampus ini sebagai bagian dari pengembangan kehidupan intelektual saudara agar menjadi pribadi unggul dan berjati diri: Pribadi yang bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, pribadi yang mencintai tanah air dan bangsanya, serta peduli terhadap sesama,” tandas Dr Sri Suciati.
Lebih lanjut Dr Sri Suciati berharap para mahasiswa baru dapat belajar dengan penuh suka cita, dapat memperkuat kapasitas dan kompetensi diri, serta dapat menyongsong masa depan yang lebih gemilang. Meski berasal dari berbagai tempat atau asal yang berbeda, Dr Sri Suciati yakin bahwa para mahasiswa memiliki harapan dan mimpi yang sama: untuk kehidupan yang lebih bermakna.
“Saya yakin, kalian adalah orang-orang muda yang dapat diandalkan dalam memperjuangkan suatu tujuan. Tunjukkan keberanian dan ketegaran kalian dalam menimba ilmu kehidupan; karena jika engkau tidak sanggup menahan lelahnya belajar, engkau harus menanggung pahitnya kebodohan,” tandas Dr Sri Suciati. (za/wis)