
Agenda: Dies Natalis ke-42 UPGRIS Reporter: Tim Redaksi
SEMARANG, derapguru.com – Ukuran planet bumi tidak bertambah besar, tapi jumlah penduduknya yang bertambah besar. Manusia dituntut berinovasi karena dengan ukuran bumi yang relatif tetap dan jumlah penduduk yang semakin besar. Inovasi-inovasi ini harus dilakukan manusia supaya manusia bisa mencukupi kebutuhan hidupnya dengan sumber daya alam yang semakin kecil.
“Hari ini penduduk bumi sudah 8,1 miliar, bumi bukan tambah besar, tapi (permukaan) buminya mengecil. Yang tambah luas padang pasir. Lautan air bertambah luas sehingga beberapa bagian dari Jakarta sudah tenggelam. Bahkan, Maladewa diproyeksikan akan menghilang karena es terus mencair, dan suhu terus mengalami kenaikan,” tandas Prof Rhenald Kasali.
Lebih lanjut Prof Rhenald Kasali menuturkan, akibat dari pertumbuhan penduduk yang semakin pesat tapi sumber daya relatif tetap. Manusia dituntut untuk berinovasi karena dengan sumberdaya yang tetap itu, manusia dituntut untuk bisa memberi makan, menberi kehidupan, memberi energi bagi 8,1 miliar manusia di seluruh permukaan bumi.
“Buminya tidak tambah besar, tapi penduduknya bertambah besar. Di sinilah perguruan tinggi memegang peranan besar menemukan terobosan-terobosan untuk mengubah cara berpikir lulusan-lulusannya untuk tetap bisa survive di masa depan,” lanjut Prof Rhenald Kasali.
Maka kehidupan saat ini, lanjut Prof Rhenald Kasali, sudah berbeda dengan kehidupan di masa-masa lalu. Apa yang kita makan hari ini sudah berbeda dengan apa yang kita makan 20—30 tahun yang lalu. Padi yang dulu kita makan, yang diriset di Filipina jenis IR11 dan IR12, hari ini ditanam sudah tidak bisa lagi menghasilkan apa yang kita inginkan.
“Buminya semakin panas, bakterinya semakin banyak, situasinya berubah, serangga-serangganya sudah tidak dimakan oleh predator. Hari ini Anda menanam jagung, jagungnya tidak manis lagi dan Anda pun harus berebut dengan lalat karena sudah tidak ada lagi predator pemakan lalat,” urai Prof Rhenald Kasali.
Prof Rhenal Kasali menambahkan, hilangnya predator-predator karena dibunuh manusia atau kehilangan tempat hidup karena pengembangan kota atau pembukaan lahan oleh manusia membawa dampak yang besar. Manusia tahu bahwa manusia tidak bisa hidup bila kehilangan alam, tapi kerakusan dan keserakahan manusia memang luar biasa.
“Ada suatu penemuan dari seorang ahli, sejenis bakteri yang bisa menjadi predator bagi bakteri lain. Bisa memakan virus tertentu. Orang itu segera lapor pada badan riset internasional. Bakteri itu hidup dalam tanaman yang hidup di hutan Kalimantan dan diprediksi bisa menjadi obat bagi Virus HIV/AIDS. Setahun kemudian ketika tim mendatangi Kalimantan Utara, pohon-pohon itu telah terbakar habis dan tidak ada lagi. Belakangan pohon itu diketahui butuh waktu 60 tahun lagi untuk bisa tumbuh dan menjadi tempat hidup bakteri,” tutur Prof Rhenalf Kasali. (za)