Home > BERITA > ‘Organisasi Bayangan’ Nadiem, Rendahkan SDM Kemendikbud

‘Organisasi Bayangan’ Nadiem, Rendahkan SDM Kemendikbud

A. Fikri Faqih

JAKARTA, derapguru.com – “Organisasi Bayangan” yang dibentuk Mendikbudristek, Nadiem Makarim, dianggap merendahkan SDM Kemdendikbudristek. Padahal, kementerian yang dia tangani adalah gudangnya orang-orang cerdas sekaligus pencetak generasi cerdas yang saat ini menjadi para profesional.

Pandangan tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi X DPR, Abdul Fikri Faqih, mengkritisi organisasi bentukan Nadiem Makarim di lingkungan Kemendikbudristek. Fikri mengatakan bahwa frasa “shadow organization’ atau “shadow team” yang dikatakan Nadiem setara direktur jenderal (dirjen)dalam forum United Nations Transforming Education Summit di Markas Besar PBB sangat berlebihan dan sangat merendahkan.

“Frasa shadow organization dalam penjelasan Nadiem di forum tersebut sangat berlebihan dan merendahkan SDM yang ada di Kemendikbudristek. Perlu penjelasan resmi dari Nadiem kepada Komisi X DPR terkait peran, fungsi, dan anggarannya dalam struktur organisasi dan tata kerja (SOTK) Kemendikbudristek,” tandas Fikri.

Baca Pula: Viral, Video Nadiem Bentuk “Organisasi Bayangan” di Kemendikbudristek

Fikri menuturkan, secara internal Kemendikbudristek melalui Inspektorat Jenderal (Itjen), perlu mengaudit sejauh mana sistem kerja peran shadow team Nadiem. Terutama dalam penggunaan dan pertanggung jawaban anggaran. “Ini harus jelas, karena dalam statement Nadiem, ketua tim shadow setara dengan dirjen,” ucapnya.

Fikri menuturkan, dalam konteks akselerasi transformasi teknologi dalam dunia pendidikan, Komisi X DPR dalam posisi selalu mendukung. Namun, perlu ada roadmap atau peta jalan yang jelas karena kebijakan pendidikan menyangkut masa depan bangsa dan penggunaan teknologi adalah tools daya dukungnya.

“Komisi X sudah lama merekomendasi Kemdikbudikristek untuk membuat peta jalan pendidikan, yang sampai saat ini tak kunjung diselesaikan. Jika Nadiem percaya diri dengan apa yang dipaparkan di forum internasional tersebut, maka mulailah membuka diri untuk berdialog dan komunikasi langsung dengan berbagai elemen pemangku kepentingan pendidikan yang ada di dalam negeri,” pungkas Fikri. (za)

Leave a Reply