
Hongkong, Derapguru.com
Bandara bukan sekadar tempat singgah. Ia adalah ruang di mana warna, cahaya, dan perasaan bertemu dalam satu panggung raksasa. Dari balik kaca yang menampilkan pesawat Cathay Pacific yang berbaris rapi, ruang tunggu di bandara Hongkong sore ini menjadi kanvas tempat cerita-cerita kecil ditulis.
Pak Sarno, Ketua PGRI Banyumas, menyebut bahwa warna netral kursi tunggu memberi ketenangan dan kenyamanan bagi penumpang yang sedang menanti penerbangan. “Di tengah riuh perjalanan, netral itu menenangkan,” ujarnya singkat.
Namun, tidak semua kursi berwarna sama. Beberapa kursi berwarna oranye terang menjadi penanda khusus bagi penumpang prioritas. Pak Akhlis, Ketua PGRI Temanggung, menyebutnya sebagai simbol perhatian. “Oranye di sini bukan sekadar warna, tapi pengingat bahwa ada yang harus didahulukan,” katanya sambil tersenyum.
Waktu transit yang panjang ternyata juga memunculkan ekspresi lain. Di grup WhatsApp rombongan, Pak Arif, Ketua PGRI Batang, menulis: “Saat rindu terhalang delay di Sky Garden Hongkong.” Kalimat puitis itu langsung mengundang resonansi hati.
Sekretaris PGRI Semarang pun mengamini dengan kalimat yang tak kalah syahdu: “Sky Garden syahdu menanti rindu yang membuncah.” Maka, ruang tunggu bukan lagi sekadar tempat berpindah, melainkan ruang rasa di mana rindu, doa, dan harapan bercampur dalam balutan warna.
Transit empat jam ditambah delay 55 menit di Hongkong sore ini akhirnya menjadi pengalaman penuh makna. Warna ruang tunggu bukan hanya cat dan kursi, tetapi bahasa diam yang berbicara tentang ketertiban, perhatian, dan kerinduan.(Sapt/Wis)