
SEMARANG, derapguru.com — Kepemimpinan instruksional menjadi salah satu indikator penting di dalam rapor pendidikan di setiap sekolah sejak tahun 2021 hingga 2025. Namun kenyataannya secara nasional masih banyak sekolah yang indikator kepemimpinan instruksionalnya mendapatkan nilai kurang atau hanya cukup.
Hal tersebut disampaikan Ketua Tim Pengabdian Dosen UPGRIS, Dr Nurkholis MM, saat memberikan materi dalam kegiatan “Penguatan Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah penguatan Lakukan Penguatan Kepemimpinan Instruksional untuk Kepala Sekolah” bagi Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Sekolah Dasar di Kecamatan Semarang Tengah Kota Semarang, baru-baru ini.
“Banyak kepala sekolah belum paham apa yang disebut dengan kepemimpinan instruksional, sehingga ketika hasil rapor pendidikan pada indikator kepemimpinan instruksional belum baik, mereka kurang paham apa yang dilakukan untuk memperbaikinya,” urai Nurkholis yang dalam pengabdian dengan anggota Prof Dr Harjito MHum, Dr Muniroh Munawar MPd, dan Dr Soedjono Msi.
Nurkholis menambahkan, kepemimpinan instruksional adalah upaya kepala sekolah mempengaruhi prestasi siswa dengan menciptakan organisasi pengajaran secara partisipatif dengan membangun iklim dan budaya sekolah. Kepemimpinan instruksional ditandai adanya tujuan yang dikomunikasikan secara jelas dan harapan yang tinggi akan prestasi akademik warga sekolah.
“Saat ini, peran kepala sekolah telah mengalami perubahan besar, menjadi lebih kompleks, dan bergeser dari peran membangun manajer hingga menjadi pemimpin instruksional visioner,” tuturnya.
Lebih lanjut Nurkholis menuturkan, hasil pre-tes dan pos-tet dalam pengabdian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan secara signifikan pemahaman kepala sekolah terkait kepemimpinan instruksional dari 32% pada saat pre-tes menjadi 75% berdasarkan hasil post-tes.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Korsatpen Semarang Tengah Anik Astuti, Ketua K3S Kecamatan Semarang Tengah Kusdiyanto Eko Prabowo MPd, dan Kepala Sekolah SD di lingkungan Kecamatan Semarang Tengah. (za)