Agenda: Silaturahmi Paguyuban PGRI Jateng Reporter: Tim Redaksi
SURAKARTA, derapguru.com – Ketua PGRI Jateng, Dr H Muhdi SH MHum, mengibaratkan solidaritas ibarat menyalakan lilin yang berkesinambungan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dengan cara inilah api solidaritas dalam organisasi PGRI dirawat agar nyalanya dapat terus terjaga dan mampu menerangi sepanjang zaman.
Hal tersebut disampaikan Dr Muhdi saat memberikan sambutan dalam acara Silaturahmi Paguyuban Pengurus PGRI Provinsi Jateng yang digelar di kediaman Sekretaris Umum PGRI Jateng yang juga Pimred Derap Guru PGRI Jateng, Drs H Aris Munandar MPd, di Jalan Joko Tingkir Gang Sekarjagad 5 No 12 Botokan Pajang, Laweyan, Kota Surakarta, Minggu 24 September 2023.
Acara silaturahmi diawali dengan ucapan selamat datang dari tuan rumah Drs H Aris Munandari MPd dan dilanjutkan sambutan oleh Dr Muhdi SH MHum Ketua Pengurus PGRI Provinsi Jateng.
Dr Muhdi mengungkapkan, hikmah paguyuban adalah silaturahmi utamanya kepada sesepuh PGRI sekaligus rasa bangganya karena dihadiri para sesepuh senior mulai dari Ibu Rahayu Sri Mulyani, Ibu Sakdani, Amir Ambyah, Ibu Sulistiyo dan segenap kepengurusan lengkap PGRI provinsi masa bakti XXII serta tidak ketinggalan juga Rektor UPGRIS Dr Hj Sri Suciati MHum.
Menurut Dr Muhdi, Pertemuan paguyuban penting untuk selalu mengingat jasa para pendahulu. Misalnya Prof Surya yang yg dikenal humble mencipta pekik ‘Hidup Guru Hidup PGRI Solidaritas Yes’ yang melegenda tidak saja untuk para orang tua tetapi juga kaum muda.
Dr Muhdi juga menceritakan, solo adalah rute PGRI yang memiliki catatan-catatan penting dalam perjuangan. Diantaranya peresmian monumen, perayaan PGRI dan berbagai perjuangan PGRI untuk terus menegakkan apa yang telah dilaksanakan oleh para pendahulu dari memperjuangkan UUGD, memperjuangkan pemenuhan kebutuhan guru, memperjuangkan profesi dan tunjangan profesi guru, memperjuangkan guru honorer bisa masuk formasi PPPK ,melakukan advokasi dan perlindungan terhadap kasus yang menimpa anggota, dan tentunya memperjuangkan cita-cita PGRI untuk terus memajukan pendidikan serta memuliakan guru.
Menurut Dr Muhdi, keberadaan PGRI Jawa Tengah makin diakui baik oleh MKKS SMA SMP SD, bahkan pada saatnya, separuh anggota PGRI adalah guru-guru PPPK. “Masa Bakti XXII ini ditandai dengan pengangkatan guru-guru PPPK”‘, tegasnya.
Untuk itu, Dr Muhdi menandaskan, perlu dipikirkan agar kepengurusan pada masa bakti ini dapat meninggalkan sesuatu yang memiliki nilai finansial. “Misalnya, membuat RS PGRI mengingat PGRI Kabupaten Kota sudah banyak yang terberdayakan”, tandasnya.
Dr Muhdi juga menambahkan, solidaritas ibarat menyalakan lilin yang berkesinambungan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Penyalaan lilin juga harus menyemangati penugasan Ketua PGRI sebagai calon DPD RI.
Silaturahmi dilanjutkan dengan tausiah dari Kabiro Kerohanian dan Karakter Bangsa PGRI Provinsi Jawa Tengah Sunan Baedowi SAg MPd yang mengungkapkan tentang hakikat silaturahmi dan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam mewujudkan cita-cita perjuangan PGRI ke depan. (wis/za)