SEMARANG, derapguru.com — Penerapan sistem zonasi pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tidak sukses diterapkan karena minimnya kegiatan terjun langsung ke lapangan. Pemerintah lebih sering bermain data di atas meja sehingga anomali-anomali yang terjadi tidak tertangkap secara baik.
Pandangan tersebut disampaikan Ketua PGRI Jateng, Dr H Muhdi SH MHum, saat mencermati perkembangan nasib ke depan PPDB sistem zonasi di Kantor PGRI Jateng, Rabu 24 Agustus 2024.
“Sistem ini gagal karena pemerintah lebih suka bermain data di atas meja. Kalau data jumlah siswa, guru, dan sekolah diutak-atik di atas meja, kelihatannya sudah pas, tapi di lapangan kan lain,” urai Dr Muhdi.
Dr Muhdi mencontohkan, ada sekolah yang siswanya menumpuk, di sisi lain ada pula sekolah yang kekurangan siswa. Karena tidak dapat siswa banyak, guru yang kemudian harus mencari kelas tambahan untuk memenuhi kuota minimal mengajar.
“Bisa jadi perbandingan data di atas meja sudah sesuai, tapi sebaran di lapangan ternyata tidak. Ada sekolah yang berlimpah siswa. Ada juga yang sepi, satu kelas hanya beberapa siswa,” ungkap Dr Muhdi.
Lebih lanjut, Dr Muhdi menambahkan, sejak awal diterapkan sampai saat ini PPDB sistem zonasi selalu bermasalah. Masalah yang timbul pun selalu berulang-ulang dan seolah-olah dibiarkan saja.
“Karena diterapkan bertahun-tahun selalu berpolemik, sudah saatnya PPDB sistem zonasi ini dievaluasi. Kalau hasil evaluasinya kurang bagus ya diganti,” tandas Dr Muhdi. (za)