
SEMARANG, derapguru.com — Minat generasi muda terhadap seni budaya tradisional terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Setidaknya hal itu terlihat dari tingginya minat mahasiswa UPGRIS untuk mengikuti kegiatan “Penerimaan Anggota Baru (PAB) dan Pengukuhan Anggota Aktif (PAA)” yang digelar UKM Sangkatama UPGRIS, Sabtu-Minggu, 15-16 November 2025.
Dalam kegiatan yang dipusatkan di Kompleks UPGRIS Kampus Gajah Semarang tersebut, ada 100 mahasiswa baru bergabung dalam organisasi yang bergerak dalam seni karawitan dan tari. Di samping itu, dalam kegiatan tersebut juga ada 30 mahasiswa lama yang dikukuhkan sebagai anggota aktif organisasi mahasiswa tersebut.
Ketua UKM Sangkatama, Intan Yuniar Choirunisa, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu step dari proses menjadi anggota dan pengurus UKM Sangkatama. Melalui kegiatan ini, dirinya berharap para pengurus UKM Sangkatama memang benar-benar mahasiswa yang tangguh, berdedikasi, dan berintegritas tinggi.
“Seratus anggota baru ini nantinya akan tersaring sendiri melalui seleksi alam, mana yang aktif dan mana yang tidak. Mereka yang aktif, akan kami apresiasi dengan proses pengukuhan. Selanjutnya, dari mereka yang dikukuhkan, kami akan memilih siapa saja yang layak menjadi pengurus organisasi,” urai Intan.
Intan menambahkan, selain menggelar ritual penerimaan dan pengukuhan anggota, kegiatan juga diisi dengan kegiatan pengenalan organisasi. Termasuk juga menggelar workshop berjudul ‘Adeg-adeg Wayang Wong’.
“Untuk workshop sengaja kami datangkan, seniman tari senior, Sri Paminto, dari Kelompok Seni Tradisional Wayang Orang Ngesti Pandawa,” urai Intan.
Pembina UKM Sangkatama, Prasena Arisyanto MPd, berharap kegiatan penerimaan anggota baru UKM Sangkatama tidak sekadar ritual peningkatan jumlah anggota organisasi semata. Melainkan, juga menjadi ajang untuk membentuk mental dan komitmen bersama.
“Tentu kami berharap kegiatan ini tidak sekedar menambah anggota baru, melainkan juga membentuk komitmen bersama UKM Sangkatama, dan membentuk komitmen terhadap pelestarian dan pengembangan budaya,” tandas Prasena. (za)




