PEMALANG, derapguru.com – Ketua PGRI Jawa Tengah, Dr Muhdi, menghimbau supaya sekolah-sekolah di bawah bendera PGRI membangun ekosistem bersama.
Hal ini disampaikan Ketua PGRI Jawa Tengah, Dr Muhdi, saat memberikan sambutan dalam acara Peresmian Aula Outdoor SMK PGRI 1 Taman Pemalang, Selasa 27 Desember 2022.
“Perubahan peradaban begitu cepat. Sebelumnya kita mungkin mengingat istilah kolaborasi. Apa-apa harus dikolaborasikan. Sekarang kolaborasi saja sudah tidak cukup. Harus ada upaya untuk membangun ekosistem,” tutur Dr Muhdi.
Dr Muhdi lantas memaparkan empat pola perubahan karakter sosial yang begitu cepat. Pertama, pola karakter sosial monopoli yang ditandai dengan adanya perilaku-perilaku untuk menguasai berbagai hal sebanyak-banyaknya. Lalu terjadi perubahan, monopoli menuju pola karakter sosial yang bersifat kompetitif.
“Pada pola kompetisi, yang diutamakan adalah kalah menang. Sekolah satu harus lebih unggul dari sekolah lain. Kini pola kompetisi pun ditinggalkan. Bahwa untuk menuju kesuksesan, bukan lagi dengan kompetisi, melainkan dengan kolaborasi. Harus bekerjasama. Harus sukses bersama,” tanda Dr Muhdi.
Kendati demikian, pola kolaborasi pun sudah mulai ditinggalkan. Kolaboratif saja tidak cukup. Yang berlaku saat ini adalah pola karakter sosial yang mengarah pada pembentukan ekosistem. Yakni untuk dapat menuju kesuksesan, setiap sekolah harus mau mendirikan, membentuk, atau membangun ekosistem.
“Sekolah-sekolah PGRI tidak hanya perlu berkolaborasi, tapi juga perlu membangun sebuah ekosistem sekolah yang berkualitas secara bersama-sama,” tandas Dr Muhdi.
Bupati Pemalang, Mansur Hidayat MT, dalam sambutannya meminta bantuan peran PGRI untuk menyasar wilayah-wilayah yang masih belum terjangkau sekolah kejuruan negeri. Harapannya, PGRI bisa mendirikan sekolah-sekolah yang bisa menampung anak-anak yang berminat menempuh sekolah kejuruan tapi terkendala jarak.
Lebih lanjut Bupati Mansur berharap PGRI terus beriringan dengan pemerintah Pemalang untuk mengatasi anak-anak tidak lagi melanjutkan sekolah. Pasalnya, ada banyak anak-anak yang berhenti di jenjang pendidikan tertentu dan tidak lagi meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi.
“Perlu keterlibatan menyeluruh untuk mengatasi masalah pendidikan. Saya berharap PGRI dapat membantu mengentaskan masalah-masalah ini,” tutur Bupati Mansur.
Kepala Sekolah SMK PGRI 1 Taman Pemalang, H Yanto Raharjo SSi MA, menuturkan pembangunan aula outdoor adalah untuk mendukung kegiatan pembelajaran di luar kelas. Pasalnya, kegiatan pembelajaran tidak harus selalu di dalam kelas, tapi juga dapat dilakukan di luar kelas.
“Pembelajaran tidak hanya di dalam kelas saja, tapi bisa juga di luar kelas. Ini untuk mendukung pula kegiatan pembelajaran yang kreatif, Inovatif, inspiratif, sehingga anak tidak jenuh di dalam kelas,” tutur Yanto Raharjo.
Berdirinya aula outdoor ini, lanjut Yanto Raharjo, juga digunakan untuk mendukung berbagai kegiatan lain di luar proses pembelajaran. Berbagai macam kegiatan program Profil Pelajar Pancasila, MGMP, kegiatan ekstrakurikuler juga dapat menggunakan aula outdoor tersebut.
Kepala YPLP PGRI Pemalang, Dr Sugiyanto SH MSi, mengingatkan untuk selalu berkiblat pada standar penjaminan mutu internal sekolah. Termasuk menata standar pendidik dan tenaga kependidikan supaya memiiki 4 kompetensi dasar meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi profesional, dan kompetensi kepribadian.
“Di Pemalang ini, alhamdulillah guru-gurunya sudah memenuhi standar, baik stanadar pedagogik, standar sosial, standar kepribadian, dan mapuun standar profesional, “tutur Dr Sugiyanto.
Hadir dalam acara tersebut, Rektor UPGRIS yang juga Bendahara PGRI Jawa Tengah Dr Sri Suciati, Wakil Rektor III UPGRIS yang juga Ketua LKBH PGRI Jateng Dr Sapto Budoyo, dan Wakil Rektor IV UPGRIS yang juga Ketua PGRI Kota Semarang, Dr Nur Khoiri. (za)