SEMARANG – Universitas PGRI Semarang, terus mendorong percepatan jurnal untuk terakreditasi dan terindeks dalam sistem perjurnalan global. Saat ini, univeristas yang didirikan oleh organisasi guru terbesar PGRI Jawa Tengah, telah memiliki 55 jurnal ilmiah dengan 18 jurnal di antaranya sudah terindeks Science and Technology Index (Sinta).
Wakil Rektor IV Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Pengembangan UPGRIS, Dr Nur Khoiri, mengatakan secara kuantitas jurnal yang dimiliki oleh perguruan tinggi ini sudah baik. Selanjutnya, fokus pengembangan diarahkan pada bagaimana meningkatkan kualitas jurnal supaya segera naik kelas.
“Kami berjuang supaya jurnal-jurnal tersebut juga bisa terindeks Scopus. Ini adalah awal sebuah kegiatan untuk menuju ke sana,” ungkar Nur Khoiri seusai membuka workshop “Indexing Jurnal Ilmiah di DOAJ & Strategi Percepatan Jurnal Ilmiah Terakreditasi Nasional Sinta 2” di Gedung Pascasarjana UPGRIS, Rabu (7/9) kemarin.
Lebih lanjut Khoiri menuturkan, saat ini pemerintah Indonesia sedang gencar-gencarnya melakukan peng-indeks-an jurnal sehingga pemikiran-pemikiran ilmiah dari bangsa ini tidak tercerai berai atau malah tercuri oleh negara lain. Oleh karena itulah, UPGRIS memberikan dukungan penuh atas usaha pemerintah untuk pengamanan aset intelektual bangsa melalui proses peng-indeks-an ini.
Ketua LPPM UPGRIS, Dr Senowarsito, mengatakan pelatihan sekaligus pendampingan penulisan jurnal ilmiah ini sebenarnya tidak saja untuk kepentingan dosen, melainkan juga untuk kepentingan universitas. LPPM sendiri, yang secara teknis bersentuhan dengan riset-riset dan terjurnalkan, mencoba memfasilitasi pengembangan jurnal supaya mampu bersanding dengan jurnal-jurnal universitas ternama yang telah lebih dulu masuk dalam proses peng-indeks-an.
“Harapannya tidak saja kuantitas jurnal ilmiah kami bertambah, tapi juga secara kualitas. Artinya dalam waktu dekat, jurnal-jurnal ilmiah yang sudah semuanya bisa terindeks secara nasional maupun internasional,” tutur Seno. (za)