
MADIUN, derapguru.com — Empat medali emas mengakhiri “puasa emas” kontingen UPGRIS selama dua hari berturut-turut dalam ajang Porsenasma PT PGRI di Kota Madiun Jatim, Rabu 6 Agustus 2025. Empat medali emas tersebut datang dari cabang tenis meja ganda putera, tenis meja ganda puteri, tim futsal puteri, dan artikel ilmiah.
Medali emas tenis meja ganda putera diperoleh oleh pasangan Kidung Priya P & Diaz Afiq Fafuqiy. Medali emas tenis meja ganda puteri atas nama Apriliani Saroya & Zahwa Nur W. Sedangkan medali emas tangkai Artikel Ilmiah atas nama Masyu Amalia Yulianti.
Disabetnya empat medali emas tersebut memicu loncatan luar biasa pada posisi UPGRIS dalam papan klasemen. Bila pada pagi hari posisi UPGRIS masih terseok di posisi 9, dengan adanya tambahan 4 medali emas ini, posisinya langsung merangsek ke posisi 4 klasemen sementara Porsenasma.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, kontingen UPGRIS pada awal pertandingan merasa benar-benar “disapih emas”. Pasalnya, dari banyak ajang yang diikuti, tidak ada satupun medali emas yang mampu diraih. Padahal, bila dilihat dari kuantitas perolehan medali, UPGRIS menduduki posisi kedua dalam jumlah perolehannya. Akibatnya, UPGRIS terlempar pada posisi 9 dalam papan klasemen kejuaraan.
Sementara itu, peluang UPGRIS untuk menambah pundi-pundi emas masih terbuka lebar melalui cabang bola voli putera yang esok hari akan menempuh semifinal. Selain itu masih banyak cabang atau nomor yang masih berjalan seperti bulu tangkis, tenis meja tunggal putera-puteri, atletik, pentaque, penulisan puisi, baca puisi, tari kreasi, dan beberapa perlombaan lain.
Ketua Kontingen UPGRIS, Dr Galih Dwi Pradipta MOrg, menyampaikan bahwa momentum kebangkitan ini tidak boleh disia-siakan. Melainkan harus dimanfaatkan supaya dapat menambah pundi-pundi emas bagi UPGRIS.
“Momentum harus dipertahankan. Bisa lebih dipersiapkan lagi supaya emas bisa bertambah. Saya yakin, emas UPGRIS masih akan bertambah,” tandas Galih didampingi sekretaris kontingen, Sukamto MPd, saat memberikan briefing pada malam ketiga kejuaraan.
Galih juga menyinggung perihal perkembangan dan kontribusi para atlet/artis. Meski pada awal agak terseok-seok, tapi nyaris sebagian besar para atlet/artis ini pulang membawa sertifikat kejuaraan.
“Rata-rata juara atau membawa sertifikat (juara harapan). Artinya, ini menjadi pertanda baik. Pertanda bahwa pembinaan kita selama ini sudah berjalan sesuai dengan rel,” tandas Galih. (za)