JAKARTA, derapguru.com — Tidak hanya ITB yang kalang-kabut menyelamatkan mahasiswanya terjerat hutang online untuk menggali dana kegiatan. Kini, para guru yang baru saja merayakan Hari Guru Nasional (HGN) Tahun 2022, mendapatkan kado pahit sebagai profesi terbanyak yang terjerat pinjaman online.
Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Friderica Widyasari menyampaikan fakta tersebut berdasarkan hasil demografi riset No Limit Indonesia terkait dengan profesi terbesar yang terjerat pinjaman online.
“Kami menduga, profesi guru jadi paling banyak terjerat pinjol ilegal lantaran kategori mereka dalam posisi di tengah-tengah. Para guru cenderung sudah bisa mengakses layanan keuangan digital, tapi mereka belum bisa membedakan entitas yang legal dengan yang tidak,” tutur Friderica.
Berdasarkan demografi hasil riset, 42 % masyarakat yang terjerat pinjol ilegal merupakan guru, 21 % korban pemutusan hubungan kerja (PHK), dan 18 % ibu rumah tangga. Alasan utama terjerat pinjol adalah secara urut adalah untuk membayar hutang, butuh uang, dan lebih cepat pencairannya.
“Selanjutnya, mereka yang terjerat pinjol karena untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup, adanya kebutuhan mendesak, perilaku konsumtif, dan tekanan ekonomi. Lebih rendah lagi karena untuk membeli gadget baru, dan untuk membayar biaya sekolah,” Urai Friderica.
Sementara itu, Satgas Waspada Investasi (SWI) pada bulan September 2022 kembali menemukan 105 platform pinjaman online yang berpotensi merugikan masyarakat. Dengan demikian, sejak tahun 2018 sampai dengan September 2022 ini, jumlah platform pinjol ilegal yang telah ditutup menjadi sebanyak 4.265 entitas.
Ketua Satgas Waspada Investasi, Tongam L. Tobing mengatakan, meskipun ribuan platform pinjol ilegal telah ditutup, praktik pinjaman online ilegal di masyarakat tetap marak. Tongam bilang, dibutuhkan koordinasi dari berbagai pihak untuk bersama menutup ruang bagi pinjol ilegal ini sehingga mencegah korban di masyarakat.
“Setiap hari Satgas Waspada Investasi menerima pengaduan masyarakat korban pinjol ilegal. Meskipun beberapa pelaku telah dilakukan proses hukum, tampaknya beberapa dari mereka belum jera,” kata dia.
Ia menambahkan, untuk membantu penanganan kasus pinjol ilegal ini, SWI sejak September 2022 kembali membuka Warung Waspada Pinjol. Warung Waspada Pinjol ini dibuka untuk penerimaan pengaduan dan konsultasi masyarakat terkait pinjaman online ilegal.
Tongam meminta agar masyarakat yang merasa dirugikan atau hendak melakukan pengaduan terkait pinjaman online ilegal dapat mendatangi Warung Waspada Pinjol. Warung Waspada Pinjol ini diharapkan dapat meminimalkan korban pinjol ilegal dan memperluas layanan pengaduan dan konsultansi masyarakat terkait pinjol ilegal.
Warung Waspada Pinjol ini dibuka di The Gade Coffee and Gold Kebon Sirih Jakarta Pusat, setiap pekan kedua dan keempat setiap bulannya selama pukul 09.00-11.00 WIB. SWI terus mendorong penegakan hukum kepada para pelaku pinjaman online ilegal ini dengan terus menerus juga melakukan pemblokiran situs dan aplikasi agar tidak diakses oleh masyarakat.
“Masyarakat juga diminta mewaspadai segala bentuk modus baru yang dilakukan oleh para pelaku untuk menjerat korban, tandas dia. (za)