
PEKALONGAN, derapguru.com — Ada beberapa kepala daerah yang melarang guru menggunakan seragam PGRI saat memperingati Hari Guru Nasional (HGN). Hal tersebut menunjukkan ketidakpahaman kepala daerah tersebut terhadap isi Kepres Hari Guru.
Hal tersebut disampaikan Ketua PGRI Jawa Tengah, Dr H Muhdi SH MHum, dalam acara Penguatan Kapasitas Pengurus (PKP) PGRI Kota Pekalongan dan PGRI Kabupaten Pekalongan di Hotel Howard Johnson Pekalongan, Minggu 28 September 2025.
“Ada kepala daerah melarang penggunaan seragam PGRI saat memperingati Hari Guru Nasional. Itu bukti kalau kepala daerah tersebut tidak paham bagaimana bunyi Kepres Nomor 78 Tahun 1994 tentang Penetapan Tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional (HGN),” urai Muhdi.
Muhdi menuturkan, dalam Kepres tersebut tercantum jelas bahwa Hari Guru Nasional (HGN) dibuat sebagai bentuk penghargaan terhadap jasa guru dalam mendidik generasi penerus dan pembangunan nasional. Untuk memberi penghormatan pada PGRI sebagai organisasi guru maka dipilihlah tanggal 25 November yang tiada lain adalah hari lahir PGRI sebagai Hari Guru Nasional (HGN).
“Jadi, pemilihan tanggal 25 November itu disesuaikan dengan hari lahir PGRI. Sebagai rasa terima kasih pada PGRI. Kalau sampai ada yang melarang memakai seragam PGRI, bisa kuwalat,” tandas Muhdi.
Muhdi menambahkan, terkait perjuangan organisasi PGRI, ada banyak perjuangan yang telah dilakukan organisasi ini. Beberapa di antaranya adalah perjuangan usia pensiun guru 60 tahun, lahirnya UU Guru dan Dosen yang berimbas pada lahirnya Sertifikasi Guru, sampai dengan pengangkatan guru dan tenaga kependidikan honorer menjadi ASN PPPK.
“Sejarah perjuangan PGRI seperti inilah yang perlu diketahui oleh seluruh pengurus organisasi. Jangan sampai ada guru bertanya, ‘apa saja kegiatan PGRI?’ pengurus tersebut tidak bisa menjawab,” urai Muhdi.
Sementara itu, Sekretaris Umum PGRI Jawa Tengah yang juga moderator kegiatan, Drs H Aris Munandar MPd, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya organisasi untuk senantiasa menanamkan rasa solidaritas dan soliditas organisasi.
“Silakan untuk disimak secara baik, agar seluruh pengurus nanti bisa memahami bagaimana sejarah panjang perjuangan organisasi guru ini,” tandas Aris Munandar.
Hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Ketua I PGRI Jateng Dr Hj Sri Suciati MHum, Wakil Ketua II PGRI Jateng H Sakbani SPd MH, Kabiro Keanggotaan dan Digitalisasi Organisasi Dr Joko Siswanto MPd, dan Kabiro Pembinaan dan Pengembangan PAUDNI Pendidikan Khusus, dan Nonformal Arum Purwanti SPdAUD. (za)