BANYUMAS, derapguru.com – Ada situasi unik pada saat masa-masa pandemi. Ketika pembelajaran diarahkan secara daring, terjadi kemandegan proses belajar karena kurangnya penguasaan teknologi. Ketika murid-murid diinstruksikan daring ternyata guru-gurunya tidak paham cara menggunakan perangkat untuk pembelajaran daring.
Kondisi inilah yang digambarkan oleh Ketua PGRI Provinsi Jawa Tengah, Dr Muhdi, saat mengisi acara “Seminar Nasional Eksistensi UU Sisdiknas bagi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Keberlangsungan Tunjangan Profesi”, Rabu 16 November 2022.
“Bagaimana mau mengajar daring, lha wong gurunya saja punya hape cuma bisa untuk telponan dan sms-an tok,” tutur Dr Muhdi disambut tawa peserta seminar.
Inilah kenapa, lanjut Dr Muhdi, PGRI selain meminta pemerintah untuk berupaya meningkatkan keterampilan menggunakan sarana digital, juga menggelar sendiri pelatihan-pelatihan literasi digital melalui anak lembaga SLCC. Hal ini sangat penting artinya, sebab mustahil akan lahir anak-anak yang unggul dari guru-guru yang tidak unggul.
“Gurunya harus unggul. Guru unggul itu guru yang kapabel. Untuk mencapai kapabel juga butuh biaya. Maka saya sampaikan pada Mas Menteri, untuk menciptakan guru-guru kapabel perbanyak pelatihan-pelatihan yang dibiayai pemerintah—dan tentu saja—pikirkan pula kesejahteraannya,” tutur Dr Muhdi.
Dr Muhdi menambahkan. kesadaran akan pentingnya kesejahteraan guru untuk mendorong terciptanya guru kapabel, sudah disadari oleh PGRI sejak dahulu kala. Maka pada pemerintahan sebelumnya, PGRI menginisiasi dan memperjuangkan supaya muncul adanya tunjangan profesi guru.
Sementara itu, Ketua PGRI Kabupaten Banyumas, Sarno SPd SH MSi, menuturkan kulitas pendidikan dan kesejahteraan guru sama-sama penting. Karean kualitas pendidikan tidak akan pernah bisa lepas dari keterpenuhinya kesejahteraan guru.
“Kulitas pendidikan itu berawal dari kegiatan guru di dalam kelas. Guru bisa mengajar tenang ketika guru itu sejahtera. Dan salah satu penunjang kesejahteraan guru itu tunjangan profesi guru. Antara kualitas dan kesejahteraan ini dua hal yang saling berkaitan,” tutur Sarno.
Lebih lanjut Sarno menuturkan, di samping kejahteraan guru, kualitas pendidikan juga didorong oleh ketersediaan guru. Banyak sekolah-sekolah yang saat ini kekurangan guru, dan mereka bisa melanjutkan proses pembelajaran karena adanya bantuan guru honorer.
Sedangkan Ketua Panitia Seminar, Haryono SPd, menuturkan kegiatan seminar nasional ini digelar dalam rangka menyambut HUT ke-77 PGRI sekaligus memperingati Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2022. Seminar ini sendiri diikuti oleh peserta dengan jumlah mencapai 742 peserta yang terdiri dari para guru dan tenaga kependidikan di wilayah PGRI Kabupaten Banyumas. (za)