
Semarang, derapguru.com. Fakultas Ilmu Pendidikan menyelenggarakan webinar 147 Doktor dalam rangka Dies Natalis Universitas PGRI Semarang ke-44 dengan tema “Membangun Pondasi Kuat Gen Z” yang dilaksanakan pada Rabu, 18 Juni 2025 secara virtual dan gratis untuk mahasiswa dan umum. Dr. Kartinah, M. Pd. selaku sie ilmiah pada panitia Dies Natalis UPGRIS memandu acara webinar yang berjalan sekitar dua setengah jam yang dimulai dari puluk 09.00-11.30 WIB. Acara dibuka oleh Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yaitu Dr. Arri Handyani, M. Psi. Dalam sambutannya disampaikan bahwa webinar ini diharapkan mampu menjawab tantangan, relevan dan strategis dengan kehidupan sekarang yang serba digital dan kemajuan teknologi yang teramat pesat serta perubahan sosial dan tuntutan global yang cepat. Maka anak muda yang lahir pada generasi Z diperlukan upaya-upaya untuk mempersiapkan supaya bisa menghadapi tantangan kehidupan yang sangat besar. Lembaga pendidikan yang berkomitmen dalam mencetak tenaga pendidik dan tenaga profesioanl yang bergerak pada bidang pendidikan. Fakultas Ilmu Pendidikan merasa terpanggil untuk mengambil peran dalam memperkuat peran karakter, membentuk nilai-nilai karakter yang tangguh pada generasi muda Gen Z supaya menjadi generasi yang tangguh. Gen Z yang serba digital perlu dibentuk nilai-nilai karakter yang tangguh, cedas, dan berintegritas supaya siap menghadapi segala tantangan. Harapannya webinar dapat menjadi ruang diskusi, ruang kolaborasi, ruang inspirasi antarakademisi, antarmasyarakat untuk merumuskan langkah nyata untuk mempersiapkan Gen Z menjadi generasi yang tangguh, cerdas, dan berintegritas.
Peserta webinar nasional ini dihadiri oleh sekitar 300 mahasiswa dari berbagai jurusan. Ternyata antusias peserta tidak hanya dari Fakultas Ilmu Pendidikan saja melainkan juga dari fakultas yang lain bahkan dari kampus lain. Ada beberapa pertanyaan dari mahasiswa kepada pemateri. Hal ini membuktikan bahwa tema yang diangkat menarik bagi generasi sekarang dan relate dengan kehidupan anak muda masa kini.
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Semarang terdiri atas tiga program studi yaitu Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan Bimbingan Konseling (BK). Ada empat narasumber yang mewakili dari masing-masing program studi di antaranya; Dr. Siti Fitriana, S. Pd., M. Pd. dari program studi Bimbingan Konseling (BK), Dr. Asep Ardiyanto, M. Or., dan Dr. Wawan Priyanto, M. Pd. dari program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), dan Dr. Dwi Pasetiyawati, D.H, M. Pd. dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Selain, Dr. Siti Fitriana, S. Pd., M. Pd. tiga di antaranya merupakan doktor baru Fakultas Ilmu Pendidikan yang masih fresh dan lulus doktor pada tahun 2025.
Pemateri pertama yaitu Dr. Siti Fitriana, S. Pd., M. Pd. dalam paparannya yang berjudul “Meningkatkan Resiliensi Gen Z”. Gen Z mendominasi pendudukan Indonesia dan mudah terkena masalah kesehatan mental. Ciri-ciri Gen Z yaitu generasi yang mahir teknologi, suka komunikasi lewat jejaring sosial, lebih mandiri dibandingkan generasi sebelumnya, uang dan pekerjaan merupakan skala prioritas, kurang suka komunikasi verbal, toleran dengan perbedaan kultur dan tidak cepat puas diri. Generasi ini disebut juga sebagai generasi yang rentan terkena kesehatan mental yang dipengaruhi dari berbagai faktor di antaranya media sosial, depresi,dan jenis kelamin perempuan lebih rentan dibandingkan laki-laki. Selain itu, dijelaskan pula terkait faktor-faktor Resiliensi menurut Reivich dan Shatte (2002) dibagi menjadi enam yaitu emotion regulation, impuls control, optimism, causal analysis, empathy, self efficaty, dan reaching out. Dalam penutupnya Dr. Siti Fitriana, S. Pd., M. Pd. menyampaikan langkah selanjutnya yang dapat dilakukan oleh orang tua atau pendidik untuk membantu Gen Z tumbuh menjadi individu yang resilien yakni menyediakan lingkungan tumbuh kembang yang sehat, menumbuhkan dan menguatkan faktor protektif internal anak, melatih agar anak mampu mengelola berbagai risiko dalam interaksi sosialnya secara mandiri, dan melatih anak menguasai koping dan adatasi positif.
Narasumber kedua yaitu Dr. Dwi Prasetiyawati Diyah H, M. Pd. dengan paparannya yang berjudul “Mendidik Gen Z Era Digital: Panduan Membangun Pondasi Usia Prasekolah”. Menurutnya, kemampuan teknologi dan teknologi harus diimbangin dengan karakter yang baik. Pendidikan karakter sudah dimulai sejak dini di masa usia prasekolah. Hal ini penting dilakukan karena masa usia prasekolah merupakan masa yang imitatif dari lingkungan sekitar. Maka, pengenalan dunia digital pada usia prasekolah penting dilakukan karena beberapa hal yang meliputi membangun literasi sejak awal, mempersiapkan adaptasi, menanamkan etika digital, dan mengembangkan keterampilan krusial. Lebih lanjut, dalam mengembangkan keterampilan Abad 21 melalui digital dipercaya dapat mengasah kemampuan anak untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah, kreativitas dan inivasi, kolaborasi dan komunikasi dan yang terakhir yakni computational thinking awal. Orang tua memiliki peran sebagai mentor digital untuk menjadi teladan, mendampingi dan berdiskusi, menciptakan lingkungan belajarm dan pendidikan berbasis nilai bagi anak prasekolah. Akhir dari pemaparannya, Dr. Dwi memberikan simpulan bahwa mendidik Gen Z di era digital, khususnya sejak usia pra-sekolah bukanlah menjauhkan merera dari teknologi melainkan tentang mengajarkan mereka bagaimana menggunakan teknologi secara cerdas, aman, dan produktif.
Sedangkan pemateri ketiga yakni Dr. Asep Ardiyanto, M. Or. “Kebugaran Jasmani untuk Pondasi Kuat Gen Z sebaagi Pemimpin di Masa depan”. Menurutnya, investasi yang harus dimiliki oleh Gen Z bukanlah berupa aset rumah, tanah, mobil atau uang melainkan bugar secara jasmani. Untuk bugas secara jasmani maka diperlukan olahraga fisik yang teratur supaya kuat secara fisik. Karena di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Selain, olahraga fisik untuk mendapatkan badan yang sehat juga diperlukan adanya pola makan yang sehat untuk menunjangnya. Ada beberapa kiat untuk menjada kebugaran jasmani yang disampaikan oleh Dr. Asep Ardiyanto, M. Or. yaitu dengan melakukan olahraga dan aktivitas fisik menimal 30 menit setiap harinya, tidak mengonsumsi alkohol/rokok, menjaga pola istirahat dan tidur, makan- makanan bergizi, dan mengelola tingkat stres.
Pemateri terakhir yaitu Dr. Wawan Priyanto, M. Pd. menjelaskan tentang bagaimana cara mengajar Generasi Z. Menelisik kondisi saat ini yang dipengaruhi oleh kecanggihan teknologi dan orang sibuk dengan gawainya masing-masing mesksi berada pada ruang dan waktu yang sama. Hal tersebut merupakan salah satu karakteristik Gen Z yang multi tasking, teknologi, audio visual, kreatif dan inivatif, kolaborasi, dan tidak bisa jauh dari media sosial. Hal ini memberikan dampak negatif pada Gen Z yang menjadi kurang fokus, individualisme dan egosentris, menyukai hal-hal instan dan kurang menghargai proses, dan memiliki emosi yang labil. Dan ternyata untuk gaya belajar, Gen Z lebih menyukai pembelajaran interaktif yang berbasis digital dengan memanfaatkan internet, media sosial, video dan teknologi untuk menunjang kegiatan belajar mereka. Hal ini sejalan dengan kebutuhan bahwa guru harus menjadi pengajar yang menyenangkan, dapat merancang kegiatan pembelajaran yang interaktif, memanfaatkan teknologi, dan aplikatif sehingga murid lebih bersemangat untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas. Dr. Wawan Priyanto, M. Pd. menegaskan bahwa teknologi dimanfaatkan untuk menunjang pendidikan atau mengajar tapi tidak dapat menggantikan posisi guru. Di akhir pemarannya ada tiga point penting yang menjadi simpulan yaitu karakter generasi Z bergantung pada teknologi digital dan media sosial, gaya belajar mengintegrasi teknologi digotal, dan pengajar harus menguasai keterampilan digital.
Pemaparan keempat pemateri sangat relevan sekali dengan kehidupan yang dihadapi oleh Gen Z sekarang ini. Harapannya, usai mengikuti webinar ini dapat membekali dan memberikan pondasi kepada peserta dan mereka mampu merefleksikan diri untuk menjadi pribadi yang tangguh, cerdas, kuat, dan beradaptasi seiring berkembangnya zaman baik secara intelektual ataupun fisik. (wan/yd)