
Selaras dengan arah kebijakan baru pendidikan nasional, implementasi coding dan kecerdasan artifisial (KA) kini didasarkan pada kerangka regulasi dan visi pembangunan jangka panjang yang komprehensif serta menekankan kesiapan teknologi dan inovasi pendidikan.
KEBIJAKAN ini merupakan bagian penting dalam transformasi digital yang kini telah mengubah berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk dunia pendidikan. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia telah menetapkan bahwa literasi digital, termasuk coding dan kecerdasan artifisial (KA), merupakan bagian dari kebijakan strategis pendidikan untuk menyiapkan peserta didik menghadapi tantangan abad ke-21.
Bagaimana implementasi pembelajaran coding dan KA di jenjang SD, SMP, dan SMA berdasarkan kebijakan terbaru sebagaimana diatur dalam Permendikdasmen nomor 13 tahun 2025, Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nomor 12 Tahun 2024 Tentang Kurikulum Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, Dan Jenjang Pendidikan Menengah.
Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 32A, Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, mata pelajaran pilihan Koding dan Kecerdasan Artifisial diselenggarakan Satuan Pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan jenjang pendidikan menengah mulai tahun ajaran 2025-2026 secara bertahap.
Bagaimana pendapat guru dan Kepala Sekolah terkait implementasi pembelajaran Coding dan Kecerdasan Artifisial (KA) pada satuan pendidikan SD, SMP dan SMA? Berikut hasil penelusuran derapguru.com dalam beberapa hari terakhir;
Mengandalkan Buku Dan Belajar Mandiri
Enny Khoirun Nihaya SPd, Kepala SDN 2 Adirejo Tunjungan Kabupaten Blora, mengaku sekolah yang dipimpinnya sudah mulai menerapkan pembelajaran koding dan Kecerdasan Artifisial (KA) pada tahun ajaran 2025/2026 ini. Meski demikian Enny menyatakan, guru di sekolahnya belum pernah tersentuh pelatihan dan pembekalan terkait materi apa yang harus diajarkan dan bagaiman cara mengajarkannya, sehingga persiapannya hanya mengandalkan buku dan belajar mandiri.
Mapel coding dan AI sudah kami berikan tahun ini untuk kelas 5 (lima), namun guru di sekolah kami belum pernah tersentuh pelatihan dan pembekalan terkait materi yang harus diajarkan dan bagaiman cara mengajarkannya, sehingga persiapannya hanya mengandalkan buku dan belajar mandiri, ujar Enny.
Enny juga mengaku sudah memesan buku yang dibutuhkan terkait mapel Coding dan KA tersebut, tetapi hingga kini buku yang dipesannya belum datang.
Gelar IHT Tentang Koding
Pendapat lain diungkapkan Kepala SMPN 39 Semarang, Agus Salim SPd SKom MKom. Agus Salim mengaku pihaknya juga sudah mulai mengajarkan mapel Coding dan Kecerdasan Artifisial (KA) pada tahun ajaran 2025/2026. Dikatakan, bahwa untuk mengajarkan mapel koding diintegrasikan dengan mapel informatika, karena gurunya masih kurang.
Dikatakan pula bahwa guru dan siswa di sekolah yang dipimpinnya sudah siap melaksanakan pembelajaran tersebut. mapel Coding dan Kecerdasan Artifisial (KA) kami ajarkan pada tahun ajaran 2025/2026 untuk kelas 7 (ada 9 rombel), karena gurunya masih kurang, mapel koding diintegrasikan dengan mapel informatika, jelas Agus Salim.
Agus Salim yang pernah meraih predikat juara 1 PNS Berprestasi Kota Semarang, katagori PNS Kreatif ini menjelaskan, untuk membekali guru dalam mengajarkan mapel tersebut, pihaknya juga telah menggelar In House Training (IHT) Tentang koding, serta menyiapkan buku koding untuk siswa kelas 7.
Adapun Narasumber yang dihadirkan dalam IHT tersebut adalah Erdhi Widyarto N ST MT, Pengajar Sistem Informasi Unika Soegijapranata Semarang.
“Guna membekali kemampuan para guru kami telah menggelar In House Training (IHT) Tentang koding, dan juga menyiapkan buku-buku koding untuk siswa kelas 7, jelas Agus Salim menambahkan.
Agus Salim yang juga Ketua Cabang PGRI Semarang Tengah ini pun mengaku sudah melihat RPP yang dibuat oleh guru, untuk memastikan kesiapan guru dalam merencanakan materi pembelajaran, serta metode dan strategi yang digunakan untuk mewujudkan tujuan pembelajaran. Dikatakan, saat ini tidak ada hambatan, namun pihaknya selalu mendorong para guru terus berupaya meningkatkan mutu profesi dan kompetensinya. Guna meningkatkan mutu profesi dan kompetensinya, guru harus terus belajar sepanjang hayat, ujar Agus Salim.
Fondasi Penting Bagi Kemajuan Pendidikan
Terkait pembelajaran Coding dan AI ini, Ardan Sirradjudin, Kepala SMKN 10 Semarang mengungkapkan, pembelajaran Coding dan AI yang tahun ini mulai diajarkan kepada siswa SD, SMP, dan SMA/SMK, merupakan langkah penting untuk membekali anak-anak dengan kemampuan berpikir logis, problem solving, serta pemahaman teknologi masa depan. Mereka tidak hanya jadi pengguna, tapi pencipta teknologi.
“Dengan belajar sejak dini, siswa akan lebih siap menghadapi dunia kerja digital dan bersaing di tingkat global”, ujar Ardan.
Namun demikian, Ardan yang juga membangun digitalisasi di sekolah yang dipimpinnya ini menyatakan, sebelum mengajarkan Coding dan AI, guru perlu memahami konsep dasar pemrograman, algoritma, serta logika berpikir komputasional. Mereka juga harus mengenal dasar AI, seperti machine learning dan automasi. Menguasai bahasa pemrograman seperti Scratch untuk SD dan Python untuk jenjang lebih tinggi menjadi penting.
“Guru perlu terbiasa dengan platform digital seperti Code.org atau Teachable Machine, mampu menyusun pembelajaran berbasis proyek, serta mengelola kelas digital. Literasi data, etika digital, dan semangat belajar terus-menerus juga tak boleh ketinggalan, ujar Ardan menjelaskan argumentasinya.
Ardan Sirradjudin yang pernah menjadikan Sekolah yang dipimpinnya memperoleh predikat Sekolah Literasi Terbaik di Cabdin I ini selanjutnya mengungkapkan, agar ilmu Coding dan Kecerdasan Artifisial (KA) benar-benar membawa manfaat bagi anak-anak, diperlukan persiapan matang. Beberapa diantaranya adalah; Kurikulum harus terstruktur dan relevan, disesuaikan dengan usia dan kemampuan kognitif siswa.
Selain itu, dikatakan, materi yang kontekstual dan tidak terlalu teknis di awal akan membantu anak memahami konsep tanpa merasa terbebani.
Hal lain yang juga penting menurut Ardan adalah, para guru perlu dibekali pelatihan teknis dan pedagogis, serta didukung komunitas belajar yang solid. Di sisi lain, penting menanamkan etika penggunaan teknologi sejak dini, termasuk kesadaran akan privasi dan tanggung jawab sosial.
Fasilitas pendukung seperti komputer, internet, dan platform pembelajaran interaktif juga harus tersedia. “Dengan strategi menyeluruh, pembelajaran Coding dan AI dapat menjadi fondasi penting bagi kemajuan pendidikan Indonesia, ujar Ardan Sirradjudin. (pur)