SEMARANG, derapguru.com – Pemerintah Kota Semarang berencana memasukkan mata pelajaran bercocok tanam pola urban atau urban farming dalam kurikulum merdeka.
Hal tersebut disampaikan oleh Plt Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, untuk menjawab masalah ketahanan pangan yang diprediksi akan menjadi masalah serius di masa mendatang.
“Kebetulan nilai-nilai yang terdapat dalam kegiatan ini (urban farming) terkait dengan yang terdapat di kurikulum merdeka belajar,” tutur Mbak Ita, sapaan akrab Plt Walikota Semarang.
Selain untuk menanamkan tradisi bercocok tanam yang sesuai dengan tantangan zaman, urban farming juga akan disisipi dengan gerakan penguatan hubungan orang tua dengan anak. Yakni, dalam proses tanam-menanam melibatkan orang tua dengan anaknya.
Pelibatan orang tua dan anak dalam tanam-menanam, lanjut Mbak Ita, biasanya juga akan membawa pengaruh orang tua untuk menanam di rumah dan berkreasi. Selain itu juga membawa dampak berantai, seperti yang terlihat pada pelaksanaan kegiatan ini di beberapa SD, SMP, SMA.
“Orang tuanya ikut panen, memasak, malah juga membuat bazaar. Ini kan luar biasa,” pungkasnya.
Ita berharap dengan melihat potensi yang dimiliki oleh program tersebut maka dapat diperkirakan program tersebut cukup membantu dalam keefektifan menjaga energi dan ketahanan pangan khususnya di kota Semarang. (up/za)