
Derapguru.com Semarang — Kampus 4 Universitas PGRI Semarang menjadi tuan rumah Focus Group Discussion nasional bertema “Menyingkap Beban Ganda dan Trauma: Eksplorasi Mendalam Kesehatan Mental Perempuan di Era Kontemporer”, Minggu 7 Desember 2025.
Narasumber pertama, Mikewati Vera Tangka, M.Psi., Psikolog, membuka sesi diskusi dengan pemaparan tegas tentang keterkaitan kuat antara kekerasan berbasis gender—baik digital maupun domestik—dengan gangguan kesehatan mental pada perempuan.
Mengacu pada data global WHO, Mikewati menyebut bahwa 1 dari 3 perempuan di dunia pernah mengalami kekerasan fisik atau seksual sepanjang hidup, dan angka tersebut memiliki korelasi langsung dengan risiko depresi, kecemasan, PTSD, hingga ideasi bunuh diri.
Ia menekankan bahwa kekerasan tidak berhenti pada peristiwa fisik. “Dalam banyak kasus KDRT, perempuan memang berhasil keluar dari relasi berbahaya, tetapi tidak ditunjang kestabilan ekonomi. Setelah terbebas secara fisik, mereka tetap membawa luka psikologis yang panjang,” ujarnya.
Kondisi ekonomi yang rapuh, beban pengasuhan, dan minimnya dukungan sosial memperpanjang trauma perempuan.
Mikewati juga menyoroti maraknya kekerasan berbasis gender online (KBGO), mulai dari pelecehan digital hingga penyalahgunaan data pribadi. Bentuk kekerasan ini, katanya, menimbulkan tekanan emosional yang tidak kalah berat dibanding kekerasan fisik. “Di banyak layanan pengaduan, kasus paling banyak justru kekerasan seksual, termasuk yang terjadi di ruang digital,” jelasnya. ( Sapt/Wis)




