SRAGEN, derapguru.com – Apa makanan khas dari Kabupaten ‘Sragentina’ alias Kabupaten Sragen yang harus disantap saat Ramadan? Jawabnya adalah sambal tumpang. Berkunjung ke Sragen tanpa menikmati sambal tumpang, seperti pergi ke Surabaya lupa makan rujak cingur.
Kenikmatan sambal tumpang dengan tempe semangit-nya itu yang menjadi menu khas kuliner Sragen seperti yang digambarkan Ketua PGRI Kabupaten Sragen, Drs Suwardi MM, saat mengisi acara “Bincang Ramadan Bareng PGRI Jawa Tengah” yang digelar UP Radio Semarang, Selasa 11 April 2023.
Sambal tumpang adalah sambal khas Jawa yang terbuat dari tempe busuk atau tempe semangit (menjelang busuk). Tempe bosok ini ditumis dengan aneka bumbu dapur, santan, dan diberi penyedap rasa. Hasilnya adalah sambal tempe bosok atau sambal tumpang dengan bau tempe hampir busuk yang khas.
Dalam literatur kuna, eksistensi sambal tumpang telah tercatat dua abad lalu dalam Serat Centhini. Dalam serat tersebut ada sajian dari bumi Mataram bernama sambal tumpang. Sampai saat ini sambal tumpang menyebar di berbagai wilayah dengan beragam varian salah satunya pecel tumpang di Kediri.
Lebih lanjut Suwardi menuturkan, secara garis besar kegiatan ramadan di Sragen menyerupai daerah-daerah sekitar, mulai nyadran, padusan, tarawih, dan lain-lain. Kendati demikian, masih ada lagi kekhasan dari Sragen, yakni pawai ta’aruf. Pawai Ta’aruf ini digelar menjelang Ramadan.
“Bila daerah lain pawai biasanya digelar jelang lebaran, Pawai Ta’aruf ini justru digelar saat menjelang puasa. Pemuda, remaja, dan anak-anak dilibatkan dalam pawai yang sangat meriah ini,” tutur Suewardi.
Terkait dengan ibadah puasa, Suwardi mengajak seluruh masyarakat untuk meningkatkan ketaqwaan karena perintah untuk berpuasa memang untuk ketaqwaan. Harapannya, dengan puasa yang dijalankan rutin tahunan, tiap tahunnya tingkat ketqwaan akan bertambah. (za)