
SEMARANG, derapguru.com — Perempuan akan mengalami ketidakmenentuan emosi sepanjang hidupnya karena faktor hormonal yang ada dalam dirinya. Situasi tersebut mulai dialami ketika mereka mulai mengalami menstruasi sampai dengan mereka mengalami masa-masa menopause.
Hal tersebut disampaikan Psikolog Unika soegijapranata, Prof Dr Christin Wibhowo SPsi MSi, dalam kegiatan Forum Group Discussion (FGD) “Menyingkap Beban Ganda dan Trauma: Eksplorasi Mendalam Kesehatan Mental Perempuan di Era Kontemporer” di Seminar Hall 6fl Menara UPGRIS Kampus Gajah Semarang, Minggu 7 Desember 2025.
Untuk menunjukkan hal tersebut Prof Christin lalu menyinggung hal paling sederhana saja, yakni saat para perempuan mengalami masa menstruasi. Pada masa-masa ini perempuan menjadi sangat sensitif dan mudah menjadi emosional tanpa diketahui penyebabnya.
“Saat menstruasi, perempuan tiba-tiba menjadi mudah emosi. Apa yang dilakukan suami semuanya salah. Bahkan suami bernafas saja dianggap salah,” urai Prof Christin disambut tawa para perempuan yang hadir dalam acara.
Semua itu, lanjut Prof Christin, dikarenakan faktor lonjakan hormon estrogen dan progesteron yang selalu membayangi perempuan sepanjang hidupnya. Hormon-hormon tersebut bahkan bisa pula memicu terjadinya Premenstrual Syndrome (PMS) dan Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD).
“Fluktuasi hormon estrogen dan progesteron perempuan ini memengaruhi neurotransmitter otak seperti serotonin, menyebabkan perubahan mood, kecemasan, dan gejala fisik lainnya. Perubahan ini membuat wanita lebih sensitif, dan pada PMDD, gejalanya jauh lebih parah hingga mengganggu kualitas hidup,” urai Prof Christin.
Kondisi itu makin berat jika perempuan tidak memperoleh dukungan keluarga dan layanan kesehatan yang memadai. Oleh karena itu, kesadaran semua pihak atas kondisi perempuan ini sangat penting agar perempuan tidak malah distigma, tapi mendapatkan perlakuan dan pertolongan yang tepat.
“Pemahaman publik mengenai aspek hormonal sangat penting agar perempuan tidak lagi distigma dan dapat memperoleh pertolongan tepat,” tutur Prof Christin dalam acara yang diinisiasi Wakil Ketua DPD RI Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas tersebut. (za)




