
SEMARANG, derapguru.com — Meski pemahaman terhadap konsep dasar deep learning sudah memadai, tapi ternyata masih banyak guru yang butuh penguatan bagaimana implementasi pendekatan tersebut.
Fakta ini muncul dari kajian ilmiah yang dilakukan tim dosen UPGRIS yang dilakukan terhadap guru-guru di Kota Semarang yang berada di bawah bendera YPLP DM PGRI Kota Semarang
Ketua Tim Dosen UPGRIS, Tarcisia Sri Suwarti, mengatakan secara umum pemahaman mereka terhadap deep learning sudah cukup memadai. Tapi sebagian masih banyak yang terjebak dengan pendekatan serupa seperti active learning atau student centered learning.
“Pada guru-guru yang berada di-lokus penelitian kami, yakni SMP di bawah YPLP DM PGRI Kota Semarang, banyak guru yang masih nyasar ke konsep active learning dan student centered learning,” tandas Sri Suwarti didampingi anggota tim yang terdiri atas Siti Lestari dan Nuning Zaidah.
Sri Suwarti menambahkan, dari sisi awareness, guru sudah memiliki awareness terhadap pembelajaran mendalam. Hanya saja masalah pendalaman konsepnya saja yang belum merata, kurangnya literatur praktis, dan kurang pelatihan formal.
“Perkara awareness sebenarnya sudah terbentuk, tapi pemahaman guru memang masih berada pada tahap-tahap awal. Butuh penguatan melalui pelatihan yang lebih terarah,” ungkap Sri Suwarti.
Lebih lanjut Sri Suwarti mengatakan, beberapa temuan lain, para guru masih belum mampu menyusun tahap pembelajaran sebagai learning sequence yang koheren. Dan, meskipun aktivitas terlihat aktif, tapi sebenarnya pembelajarannya masih bersifat permukaan (surface learning).
“Yang kami temukan lagi. Guru kesulitan untuk mengajak siswa melakukan analisis yang mendalam karena adanya perbedaan tingkat intelektualitas pada siswa. Dan, analisis teks tinggi sudah dapat diterapkan sesuai prinsip deep learning, tapi kadang instruksi guru yang belum sedikit belum terarah,” ungkap Sri Suwarti. (za)




