
Semarang, Selasa (24/6)- Derapguru.com.
Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) Tahun 2025 di Provinsi Jawa Tengah telah memasuki tahap akhir. Untuk mengetahui kondisi terakhir pelaksanaan SPMB tahun 2025 di Jateng, khususnya SPMB untuk SMA, SMK, dan SLB, derapguru.com (D:) telah melakukan wawancara eksklusif dengan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Dr Sadimin SPd M Eng (S:). Berikut petikannya;
D: Bagaimana hasil pantauan bapak terkait pelaksanaan SPMB tahun 2025 di sejumlah daerah?
S: Hasil pantaun pelaksanaan SMPB di Jawa Tengah, dari 13 Kantor Cabang Dinas Pendidikan di Jawa Tengah yang merupakan posko SPMB dapat kami sampaikan bahwa pelaksanaan SPMB yang dilaksanakan sejak tanggal 26 Mei 2025 berjalan dengan lancar sesuai dengan pentahapan yang sudah kita rencanakan.
D: Berapa jumlah pendaftar untuk SMAN / SMKN se Jateng dan berapa yang diterima. Apakah masih terjadi konsentrasi pendaftar tertuju ke sekolah-sekolah yang dinilai favorite?
S: Jumlah pendaftar pada SPMB Jawa Tengah 289.277. Jumlah yang diterima melalui SPMB: 224.925, terdiri Satpend SMA: 118.813 dan
Satpend SMK: 106.112.
Konsentrasi pendaftar secara umum merata pada semua daerah. Hal ini karena Sistem SPMB dikembangkan dengan prinsip transparansi, sehingga Calon Murid Baru dapat menentukan pilihan sekolah sesuai dengan potensi terbesar dapat diterima pada satuan pendidikan pilihannya.
D: Apa solusi dan strategi bapak untuk pemerataan mutu dan jumlah murid di semua sekolah negeri dan swasta?
S: Dalam rangka memperluas akses layanan Pendidikan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah telah melaksanakan beberapa program antara lain, Penyelenggaraan Program Kemitraan dengan Satuan Pendidikan swasta untuk menerima siswa yang masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Prioritas 1 (P1) (Miskin Eksrtrim), P2 (Sangat Miskin) dan P3 (Miskin) untuk dapat sekolah di Satpend swasta mitra dengan tanpa biaya, sedangkan pembiayaan operasional dicukupi dari anggaran APBD Provinsi Jawa Tengah. Kami juga melakukan perluasan akses bagi keluarga miskin melalui pembukaan Sekolah Boarding sebanyak 3 SMKN JATENG (Semarang, Pati, Pubalingga). Kemudian juga ada perluasan akses bagi keluarga miskin melalui pembukaan Sekolah Semi Boarding sebanyak 15 Satpend SMK. Berikutnya juga perluasan akses melalui pemberian kuota SMPB bagi ATS sebanyak 3% daya tampung, perluasan akses melalui pemberian kuota SMPB bagi Anak Panti sebanyak 3% daya tamping, dan memberikan Prioritas utama bagi penyandang Disabilitas. Berikutnya, kami berikan juga kuota khusus bagi CMB yang tinggal di wilayah kecamatan yang belum ada SMA atau SMK Negeri sebesar 5% daya tampung melalui jalur Domisili Khusus.
Kebijakan pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang juga kami lakukan adalah pembukaan Sekolah Menengah Atas Keberbakatan Olahraga di Semarang yang diperuntukkan bagi anak-anak dengan talenta olah raga, sebagai pembinaan prestasi Olahraga.
Kemudian juga Pembukaan Kelas Virtual (Boyolali, Brebes), Kelas Jauh (Rahtawu, Gebog-Kudus, Cilongok-Banyumas, Kemalang- Klaten, Kawunganten-Cilacap, Kampunglaut-Cilacap.
Selanjutnya ada juga Pembukaan Kelas Khusus Olahraga pada 20 SMAN di Jawa Tengah, masing-masing 1 rombel @36 siswa.
D: Bagaimana kebijakan pemprov Jateng cq Dinas Pendidikan terkait Wajar 13 tahun. Apakah SMA, SMK dan SLB Negeri dan Swasta semua gratis?,
S: Terkait dengan Penyelenggaraan Pendidikan di Jawa Tengah, pada satuan Pendidikan SMA Negeri, SMK Negeri, dan SLB Negeri, diterapkan kebijakan bebas pungutan.
D: Apakah bebas pungutan ini berarti partisipasi masyarakat ditutup rapat?
S: Partisipasi masyarakat dalam bentuk sumbangan masih terbuka untuk dilaksanakan dalam upaya peningkatan dan pengembangan mutu pendidikan. (Pur/Wis)