SEMARANG, derapguru.com — Kemajuan Indonesia sangat bergantung pada aspek human capital, modal masyarakat, dan aspek kelembagaan. Bila ketiga hal tersebut dapat dioptimalkan, Indonesia Emas atau Indonesia tinggal landas bukan lagi sebuah impian.
Pandangan tersebut disampaikan Pembina UPGRIS yang juga Ketua PGRI Jateng, Dr H Muhdi SH MHum, saat memberikan arahan dalam acara “Sosialisasi Peraturan Rektor UPGRIS tentang Kode Etik Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat bagi Dosen Universitas PGRI Semarang” di Hotel Grasia Semarang, Selasa 30 Januari 2024.
“Human capital ini secara khusus merujuk pada dua hal, yakni pendidikan dan kesehatan. Bila pendidikannya maju dan masyarakatnya sehat, maka bangsa ini sangat potensial untuk bergerak menjadi bangsa yang maju,” tutur Dr Muhdi.
Dr Muhdi menambahkan, bukan hanya human capital yang perlu ditekankan untuk mendorong kemajuan, perkara modal masyarakat juga menjadi faktor lain yang turut menentukan. Modal masyarakat ini terkait dengan kemandirian manusianya, kekuatan usaha masyarakat, atau perkembangan modalitas ekonominya.
“Selain human capital dan modal masyarakat, perlu pula dukungan kelembagaan. Misal adanya dukungan atau political will dari pemerintah, lembaga tinggi negara, dewan, dan lainnya,” tutur Dr Muhdi.
Lebih lanjut Dr Muhdi mengingatkan bahwa para pendidik saat ini memiliki tanggung jawab besar dalam menyiapkan generasi bangsa. Pasalnya, anak-anak yang sedang menempuh pendidikan saat ini adalah mereka yang nanti akan hidup dalam Indonesia Emas pada tahun 2045.
“Pada tahun 2045–yang sering kita sebut sebagai Indonesia Emas–jumlah pemuda bangsa ini diproyeksikan akan menjadi yang terbanyak di dunia. Bila pemuda-pemuda ini gagal dikelola secara baik oleh para guru, kita tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi,” tandas Dr Muhdi. (za)