
Derapguru.com – Bandung
Pertandingan hari pertama PORSENIJAR Tingkat Nasional 2025 berlangsung padat di kawasan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Rabu, 26 November 2025. Sesuai jadwal panitia, cabang tenis meja, bulutangkis, dan tari tunggal digelar serentak mulai pukul 13.00 WIB hingga malam hari. Di tengah udara Bandung yang teduh, arena pertandingan ramai oleh suara sepatu yang menjejak, hentakan shuttlecock, dan panggilan panitia yang berulang dari pengeras suara.
Di Gymnasium UPI, pertandingan tenis meja menjadi salah satu yang paling awal menyita perhatian. Arena dipenuhi bunyi pantulan bola yang cepat dan ritmis. Jawa Tengah turun di dua laga penting: menghadapi Papua Barat Daya lebih dulu, kemudian Sulawesi Selatan. Tiga atlet—Imma Candra Nirmala, Geovanni Aria Wardana, dan Wahyu Feby Yulianingsih—bergantian mengisi meja pertandingan. Keduanya berakhir dengan skor 3–0. Sorakan kecil dari official di kursi pinggir lapangan muncul setiap kali reli panjang dimenangkan. Tidak meledak-ledak, tetapi cukup memberi dorongan moral saat tensi gim meningkat.

Tak jauh dari sana, di Sport Hall UPI, cabang bulutangkis berlangsung hingga malam. Lampu sorot hall memantul di lantai hijau, sementara kipas industri menderu untuk menjaga udara tetap stabil. Pada laga melawan Riau, Jawa Tengah tampil dengan rotasi atlet lengkap dan menutup pertandingan 4–1, memenuhi ketentuan kemenangan minimal tiga partai. Suasana di belakang court dipenuhi aroma plester panas, botol minum, dan bisik-bisik strategi antarpelatih.
Di Amphi Theater UPI, cabang Tari Tunggal menghadirkan suasana berbeda. Cahaya kuning panggung menyorot siluet Ahmad Saroji, yang kemudian menutup penampilannya dengan meraih Harapan III. Penonton duduk berlapis di tangga amphiteater, sebagian mengabadikan momen lewat ponsel, suasana yang lebih hening dibanding arena olahraga.
Sekretaris Umum PGRI Jawa Tengah, Drs. H. Aris Munandar, M.Pd., yang memantau seluruh cabang sejak pagi, menyebut hari pertama sebagai fondasi penting. “Pertandingan hari ini bukan soal menang atau kalah saja. Kami memastikan alurnya tertib, atlet siap, dan pendamping bekerja sesuai peran,” ujarnya usai memeriksa laporan akhir sesi.
Seiring pertandingan ditutup sekitar pukul 21.30 WIB, official dan atlet Jateng kembali berkumpul untuk evaluasi singkat. Masih ada jadwal lanjutan pada 27 dan 28 November sesuai rencana panitia, dan seluruh tim memilih menyimpan tenaga untuk hari berikutnya. Hari pertama menutup catatan kerja keras—tenang, terukur, dan terus bergerak menuju pertandingan selanjutnya. (Sapt/Wis)




