JAKARTA, derapguru.com — Plt Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek, Prof Nizam, mengatakan Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) dirancang mengacu pada praktik internasional. Sistem seleksi ini tidak lagi berdasarkan pada mata pelajaran, melainkan bedasarkan potensi dari calon mahasiswa.
“Jadi, kita mengacu pada praktik internasional yang banyak dilakukan di negara-negara maju. Di mana seleksi masuk ke perguruan tinggi tidak berdasarkan pada subject base, tidak berdasarkan pada mata pelajaran, tapi lebih pada potensi si calon mahasiswa,” ujar Nizam.
Kendati demikian, lanjut Prof Nizam, mata pelajaran tetap penting dipelajari sebagai bekal calon mahasiswa mengikuti pembelajaran di perguruan tinggi. Prof Nizam menyebut seleksi berdasarkan tes perlu dilakukan karena perguruan tinggi berkepentingan memastikan mahasiswa yang masuk ke suatu program studi dapat menjadi mahasiswa yang sukses.
“Di dalam seleksi berbasis tes kita melihat ukuran sukses itu dari potensi calon mahasiswa. Sehingga yang diujikan adalah potensinya. Yang selama ini memang sudah digunakan sebagai salah satu instrumen untuk seleksi masuk perguruan tinggi, yaitu tes skolastik atau kita kenal dengan tes bakat, tes kemampuan kognitif,” papar Prof Nizam.
Lebih lanjut Prof Nizam menyebut SNBT juga menguji kemampuan literasi dan numerasi calon mahasiswa. Kemampuan literasi yang diuji ialah bahasa Indonesia dan bahasa asing, dalam hal ini bahasa Inggris.
“Untuk kemampuan numerasi akan diukur kemampuan calon mahasiswa dalam bernalar kritis dan menyelesaikan masalah,” papar dia. (za)