Home > D’Pop > Daerah > Habib Ja’far: Dari Besi Rel Kereta, Hingga Betapa Cintanya Allah Kepada Hambanya 

Habib Ja’far: Dari Besi Rel Kereta, Hingga Betapa Cintanya Allah Kepada Hambanya 

HABIB JAFAR

SEMARANG, derapguru.com – Siapa yang tidak mengenal Habib Husein Ja’far Al Hadar. Habib dengan pembawaan santai tersebut kini tengah menjadi pendakwah populer dan digandrungi kaum milenial. Cara tausiyahnya begitu ringan, santai—kadang konyol—, tapi isinya begitu dalam dan mengena.

Ya. Sosok habib yang sering hilir mudik di reel instagram, reel facebook, sampai dengan short youtube tersebut, Senin 28 November 2022 tadi, kedapatan tengah mengisi “Seminar Islamic Fair 2022” yang digelar UKKI UPGRIS, di Balairung UPGRIS.

Dalam tausiyahnya, Habib Ja’far menyampaikan bagaimana ketika dia melihat anak muda yang nakal seperti cerminan dirinya di masa lalu. Dia bercerita, pada masa kecilnya, pernah mencuri besi kereta yang membuatnya digelandang ke ruang BK.

Kenakalan-kenalakan masa lalu itulah yang mempengaruhi caranya melihat dan memperlakukan anak-anak muda yang masih nakal. “Makanya saya tuh kalo melihat anak muda masih nakal, masih tersesat, saya lebih ingin merangkulnya. Karena bagi saya adalah mereka itu saya di masa lalu” kata Habib Ja’far.

Habib Jafar menambahkan, setiap orang pasti pernah punya salah. Yang mereka butuhkan adalah rangkulan dan kesempatan untuk memperbaiki diri. Dengan dirangkul dan diberi kesempatan, anak-anak muda yang masih nakal kelak menjadi pribadi yang lebih baik di masa depan.

Dalam Seminar yang mengangkat tema “Cinta Tak Sebatas Dzikir, Tapi Juga Pikir” tersebut, Habib Ja’far turut menyampaikan betapa besarnya cinta Allah kepada hambanya. Bahkan ketika saat lalai dan lupa, Allah selalu mengingatkan kita kepada-Nya.

“Seperti saat kita terbangun jam 1 malam, itu sebenarnya Allah sedang menegur kita, agar kita beribadah, di waktu sepertiga malam itu merupakan waktu yang paling dekat dengan Allah,” kata Habib Ja’far.

Lebih lanjut, Habib Ja’far juga menceritakan kisah Nabi Ibrahim ditegur Allah karena tak memberi makan kakek kelaparan hanya gara-gara dia seorang majusi. Saat itu Ibrahim berjanji akan memberi makanan bila sang kakek mau menyembah Allah. Tapi kakek itu menolak. Dia lalu pergi dengan putus asa.

Allah menegur Ibrahim dengan mengatakan bahwa orang itu telah menjadi majusi selama 50 tahun dan tetap Ku beri makan, tapi kamu (Ibrahim) dimintai makan sekali saja meminta syarat yang mengikuti agamamu.

Seketika itu, insyaflah Nabi Ibrahim.  (Arjun Naja/Royan Ibagaza/za)

You may also like
Dr Muhdi: Sebagai Manusia Saya Ada Keterbatasan
Relawan Mentari: Dalam Berjuang Semoga Diberikan Perlindungan Allah
Sutikno MPd: Pak Muhdi Seperti Pegulat Khabib Nurmagedov
H Sakbani: Sugih Tanpa Bandha, Digdaya Tanpa aji…

Leave a Reply