Agenda: Sosialisasi Perjuangan dan Daspen Reporter: Tim Redaksi
KLATEN, derapguru.com — Lamanya pemerintah tidak membuka rekrutmen guru membuat para guru honorer banyak yang berusia tua. Dampaknya, saat mereka direkrut melalui mekanisme ASN P3K, banyak yang nilainya tidak memenuhi ambang batas.
Hal tersebut disampaikan Ketua PGRI Jateng, Dr Muhdi SH MHum, saat mengisi acara “Sosialisasi Perjuangan Organisasi dan Daspen PGRI Jateng” yang digelar di Gedung Guru PGRI Klaten, Jumat 14 Juli 2023.
“Guru honorer tua-tua, bijine elek. Ya maklum. Kalau mereka diadu dengan yang muda-muda, yang otaknya masih seger, ya mesti kalah,” tutur Dr Muhdi.
Lebih lanjut Dr Muhdi menyampaikan, perkara guru tua dengan nilai jelek ini menjadi salah satu masalah yang diperjuangkan PGRI. Untuk dapat meloloskan mereka, dicari-carikanlah soluso agar mereka tetap lolos dengan proses seleksi yang sesuai.
“PGRI dan Pak Menteri bertemu. Membahas bagaimana caranya agar mereka yang sudah mengabdi lama ini bisa lolos. Akhirnya, passing grade-nya diturunkan,” tutur Dr Muhdi.
Kendati telah diturunkan, lanjut Dr Muhdi, ternyata dalam seleksi, mereka tetap saja belum lolos. Nilai yang dicapai tetap belum sampai ambang batas. Maka diambil lagi kebijakan adanya jalur afirmasi.
“Jalur afirmasi ini mengkonversi masa mengajar dengan tambahan angka. Semakin lama mengajarnya, semakin banyak tambahan nilainya,” tandas Dr Muhdi sembari menegaskan betapa panjang dan berlikunya perjuangan yang dilakukan PGRI untuk memperjuangkan nasib para guru.
Hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Ketua PGRI Jateng H Sakbani SPd MH, Sekretaris Umum PGRI Jateng Drs Aris Munandar MPd, Kominfo PGRI Jateng Dr Agus Wismanto, Ketua PGRI Klaten Sunardi SPd MM, dan perwakilan pengurus dan anggota PGRI se-Kabupaten Klaten. (za)
