KARANGANYAR, derapguru.com – Tantangan dunia pendidikan saat ini bukan hanya perkara bagaimana cara pemenuhan kekurangan guru. Tapi tantangannya sudah melebar pada bagaimana menghasilkan generasi yang berkualitas dengan titik tolak bukan hanya keilmuan, melainkan pada pembentukan karakter yang baik.
Pandangan menarik tersebut disampaikan Ketua PGRI Jawa Tengah, Dr Muhdi, saat memberikan sambutan dalam acara “Halal Bihalal Keluarga Besar PGRI Se-Solo Raya” yang dipusatkan di Rumah Dinas Bupati Karanganyar, Selasa 16 Mei 2023.
“Pada dunia pendidikan era 5.0. Pemenuhan kekurangan guru saja tidak lagi cukup. Justru tuntutan dunia pendidikan saat ini tidak hanya pada pemenuhan kekurangan guru, tapi lebih pada peningkatan kualitas. Kualitas ini bukan hanya kualitas keilmuan, tapi juga kualitas karakter,” urai Dr Muhdi.
Lebih lanjut Dr Muhdi menuturkan, urusan pembentukan karakter menjadi sangat penting karena pergeseran peradaban telah membuat ilmu berubah sangat cepat. Ilmu yang diperlajarui saat ini bisa jadi dalam beberapa tahun mendatang tidak akan lagi terpakai. Oleh karena itu, fokus pendidikan bukan lagi pada keilmuan, melainkan pembentukan karakter positif yang adaptif terhadap perubahan.
“Karakter itu hanya mungkin diciptakan dengan adanya guru. Pentingnya peran guru ini, semoga pemerintah ke depannya terus berkomitmen untuk pemenuhan guru,” tandas Dr Muhdi.
Dr Muhdi juga menandaskan, PGRI merupakan organisasi profesi sekaligus organisasi perjuangam. Sebagai organisasi profesi PGRI berkomitmen untuk memajukan dunia pendidikan, membantu pemerintah memajukan dunia pendidikan sesuai dengan level masing-masing.
“Tetapi sebagai organisasi perjuangan, kami juga harus memperjuangkan hak-hak kami. Dan salah satu hasil perjuangan PGRI yang begitu panjang adalah lahirnya Undang-Undang Guru. Undang-Undang yang melahirkan tujangan profesi guru yang sekarang bisa kita nikmati,” urai Dr Muhdi.
Oleh karena itulah, Dr Muhdi meminta seluruh anggota PGRI terus merapatkan barisan dan menjaga solidaritas untuk mengamankan UU Guru dan Dosen yang sempat akan hilang dengan lahirnya RUU Sisdiknas. Semua anggota PGRI harus terus bahu-membahu untuk mengamati dan mengawasi segala keputusan dan kebijakan yang sekiranya akan mengancam keberlangsungan hak-hak para guru.
Dr Muhdi mengingatkan, bahwa segala sistem dan kebijakan di Indonesia tidak lepas dari kebijakan-kebijakan yang dihasilkan legislatif. Oleh karena itu, Dr Muhdi mengajak seluruh guru untuk berdoa Tuhan, agar pemilu tahun 2024 menghasilkan calon legislatif dan eksekutif yang berpihak pada guru.
“Kalau ada yang tanya PGRI alirannya apa, alirannya pendidikan. Maka siapapun yang berpihak pada pendidikan, berpihak pada kemajuan pendidikan dan guru, itulah pilihan yang baik bagi PGRI,” tandas Dr Muhdi disambut tepuk tangan meriah audiens. (za)