
SEMARANG, derapguru.com — Di kalangan pemerintah pusat mulai muncul wacana untuk penghapusan Sekolah Menengah Kejuruan”. Upaya ini dilatar belakangi oleh banyaknya lulusan SMK yang tidak terserap pekerjaan dan banyak pula yang nganggur serta tidak memilih berwirausaha atau melanjutkan sekolah.
Informasi tersebut disampaikan Ketua PGRI Jawa Tengah yang juga Wakil Ketua Komite I DPD RI, Dr H Muhdi SH MHum, saat memberikan sambutan dalam acara Dies Natalis Ke- 44 Universitas PGRI Semarang, di Balairung UPGRIS, Rabu 23 Juli 2025.
“Mulai muncul wacana-wacana penutupan SMK. SMK dianggap kurang efektif dalam mengatasi masalah pengangguran. Semua sekolah kejuruan nanti menjadi SMA. Nantinya, untuk penjurusan akan dilakukan pada kelas tiga sesuai peminatan anak,” urai Muhdi.
Muhdi juga mengungkapkan beberapa hal lain yang sedang dihadapi dunia pendidikan adalah disempurnakannya Rancangan Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional (RUU Sisdiknas) yang nantinya akan melebur UU Guru dan Dosen, serta UU Pendidikan Tinggi.
“Ini patut dicermati karena dalam UU Guru dan Dosen yang akan dilebur dalam UU Sisdiknas terdapat payung hukum sertifikasi guru dan dosen. Maka kita harus memastikan bersama, dalam RUU Sisdiknas yang baru nanti harus ada frasa ‘guru sebagai profesi’ dan ‘tunjangan profesi guru’,” pesan Muhdi.
Dalam kesempatan tersebut Muhdi juga menyampaikan apresiasinya kepada Rektor UPGRIS yang telah mengembangkan kampus menjadi lebih besar lagi. Muhdi berharap UPGRIS bisa berkembang lebih besar lagi dan membawa manfaat besar bagi seluruh lapisan masyarakat.
Turut hadir dalam agenda Dies Natalis, Ketua YPLP PT PGRI H Sakbani SPd MH beserta jajarannya, Rektor Universitas Ngudi Waluyo Prof Dr Subiyantoro MHum, dan jajaran tamu undangan lainnya. (za)