
SEMARANG, derapguru.com — Hymne PGRI memiliki lirik dan nada yang sangat kuat. Bila dinyanyikan secara langsung, secara bersama-sama, hymne tersebut bisa menyentuh hati dan membuat kita merasa merinding.
Hal tersebut disampaikan Ketua PGRI Jateng yang juga Wakil Ketua Komite I DPD RI, Dr H Muhdi SH MHum,saat memberikan materi dalam kegiatan “Penguatan Kapasitas Pengurus” untuk pengurus PGRI se-Temanggung di Aula SMA 2 Temanggung, Minggu 10 Agustus 2025.
“Kumandangkan Hymne PGRI di setiap acara organisasi. Ini hymne yang kuat dan bisa membuat orang merasa merinding,” tandas Dr Muhdi sambil mengajak seluruh peserta menyanyikan hymne PGRI.
Dr Muhdi menambahkan, hymne maupun mars organisasi adalah bagian dari alat organisasi yang dipersiapkan oleh organisasi. Alat-alat tersebut telah disediakan para pendahulu kita untuk menjadi penyemangat dalam menjalankan organisasi.
“Bukan hanya hymne dan mars, kita juga banyak memiliki bendera, yang peruntukannya di atur secara baik oleh organisasi,” tandas Dr Muhdi.
Sejarah
Terkait dengan sejarah PGRI, Dr Muhdi mengingatkan bahwa organisasi ini lahir beberapa hari setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Organisasi ini berasal dari berbagai organisasi guru yang ada pada zaman kolonial, yang menyadari perlunya bersatu, guna mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
“Inilah kenapa PGRI menjadi satu-satunya organisasi non-pemerintah yang menggunakan frasa ‘Republik Indonesia’. Sekarang segala macam organisasi dilarang menggunakan frasa tersebut, tapi PGRI masih pakai karena kami lahir pada awal-awal kemerdekaan,” tandas Dr Muhdi.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Ketua PGRI Dr Hj Sri Suciati MHum, Wakil Ketua II H Sakbani SPd MH, Sekretaris PGRI Jateng Drs Aris Munandar MPd, Wakil Sekretaris Dr Saptono Nugrohadi MPd, dan Ketua Komisi Seni Budaya dan Olahraga Dr Dyah Nugraheni MHum. (za)