
Wonosobo, derapguru.com – Anggota DPD/MRP Dapil Jawa Tengah, Dr Muhdi MHum melaksanakan sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Baitul ‘Abidin Darussalam, Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah, Selasa (29/7/2025). Kegiatan sosialisasi yang diikuti oleh pengasuh, guru, mahasiswa, dan santri PPTQ Baitul ‘Abidin Darussalam sejumlah 150 orang itu bertujuan mengingatkan kembali nilai-nilai penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika.
Dihadapan peserta sosialiasi yang sebagian besar merupakan Gen Z (kelahiran tahun 1997-2012) tersebut Dr Muhdi menekankan pentingnya generasi muda mengamalkan Empat Pilar Kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari.
Empat Pilar yang dimaksud meliputi Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika yang dinilai sebagai fondasi utama dalam menjaga keutuhan bangsa dan menjawab tantangan global. Pihaknya berharap Empat Pilar Kebangsaan menjadi pegangan Gen Z dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Harapannya, kita semua menjadi generasi yang produktif, berdaya saing, dan memiliki kepribadian yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila,” tandasnya.
Dr Muhdi yang juga Ketua PGRI Jawa Tengah itu menjelaskan bahwa anggota MPR RI memiliki tugas dan kewajiban untuk mensosialisasikan 4 Pilar Kebangsaan/MPR RI kepada seluruh elemen masyarakat. Tujuannya untuk memberikan edukasi tentang makna dari 4 pilar kebangsaan tersebut agar dipahami semua elemen masyarakat terutama generasi Z sebagai penerus bangsa di masa datang.
“Berdasarkan hasil sensus tahun 2020 jumlah populasi Gen Z merupakan yang paling besar, yakni 75 juta jiwa atau 27,94%,”terang Dr Muhdi.
“Kalian semua pada tahun 2045 nanti merupakan generasi emas yang akan memimpin negeri ini. Jadi harus memahami nilai nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika,”jelas Dr Muhdi. Ia juga mengajak Gen Z untuk tidak lupa atas dasar-dasar identitas kebangsaan.
“Tentunya, hal itu untuk memperkuat kecintaan kita terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia ini,” jelasnya.Dalam sesi tanya jawab, Rifan, santri dari Semarang menanyakan sikap generasi muda menghadapi arus keterbukaan informasi dan serbuan ideologi asing yang setiap saat muncul di medsos. Menanggapi hal tersebut Dr Muhdi mengingatkan para peserta berhati-hati dalam menerima informasi. Menurutnya, banyak informasi yang tidak benar, atau bahkan menyesatkan.
“Berita hoaks, ideologi asing tidak hanya menjadi persoalan akut kita, tapi juga dapat mengancam nilai-nilai kebangsaan kita, kerukunan kita,” tandasnya. Di akhir acara Dr Muhdi mengajak seluruh peserta untuk menjadikan kegiatan sosialisasi empat pilar ini sebagai momentum membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat melalui pesantren. (yud)