SEMARANG, derapguru.com — Dunia pendidikan Indonesia membutuhkan guru-guru yang memiliki growth mindset. Growth mindset atau pikiran yang selalu berkembang dibutuhkan supaya guru siap menerima perubahan dan segera beradaptasi dengan perubahan tersebut.
Pandangan tersebut disampaikan Ketua PGRI Jawa Tengah, Dr H Muhdi SH MHum, dalam Webinar “Karir dan Kesejahteraan Guru yang digelar Jaringan Sekolah Islam Terpadu Indonesia (JSIT Indonesia) Wilayah Jawa Tengah bekerja sama dengan PGRI Cabang Khusus Universitas PGRI Semarang, Kamis 21 Desember 2023.
“Kompleksitas sosial yang bergerak tidak diimbangi oleh kecepatan perkembangan kognisi kita. Maka saat ini kita membutuhkan guru-guru yang memiliki growth mindset supaya bisa mengejar ketertinggalan,” tandas Dr Muhdi.
Dr Muhdi menambahkan, dampak dari kompleksitas sosial yang bergerak cepat membuat guru sering terkaget-kaget melihat perubahan perilaku peserta didik. Ini terjadi karena peradabannya berubah, karakter anak ikut berubah sejalan perkembangan peradaban, tapi gurunya terlambat memahami perubahan.
“Maka dari itu, saat ini perlu dilalukan riset yang mendalam mengenai perubahan perilaku peserta didik sekaligus mencari metode-metode seperti apa yang cocok untuk mengajar anak-anak sekarang,” tutur Dr Muhdi.
Sementara itu, Dewan Pembina JSIT Indonesia Wilayah Jawa Tengah, Dr H Anis Tanwir Hadi MPdI, menyampaikan ada 6 hal yang akan mengantarkan guru menjadi profesional. Pertama, guru-guru harus terus melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.
“Kedua, kita harus aktif mengikuti Kelompok Kerja Guru (KKG) atau aktif mengikuti komunitas-komunitas guru. Komunitas-komunitas guru itu kita ikuti supaya kita bisa berkembang, bisa belajar bersama dengan teman guru-guru yang lain,” tutur Dr Anis.
Ketiga, mengikuti diklat-diklat yang mendukung kualitas pembelajaran. Diklat-diklat ini akan membuat guru menyerap ilmu-ilmu baru sehingga pikirannya semakin terbuka.
“Keempat, guru-guru harus banyak membaca referensi yang bisa menambah ilmu dan wawasan. Kelima, guru melakukan peer observation dan evaluation. Sedangkan keenam, guru membuat karya tulis,” tandas Dr Anis. (za)