JAKARTA – Pertemuan rutin guru dari beberapa negara ASEAN Council of Teachers Convention (ACT+1) ke-36 menggagas perlunya kolaborasi antarguru diberbagai negara untuk percepatan organisasi pendidikan yang digunakan dalam Pandemi Covid 19. Jakarta, baru-baru ini.
Ketua Umum PB PGRI, Prof Dr Unifah Rosyidi MPd, dalam pembukaannya berharap kegiatan kerjasama antara asosiasi guru di negara-negara ASEAN+1 ini akan memperkuat jaringan dan kontribusi PGRI dalam mewujudkan ekosistem pendidikan yang profesional dalam rangka meningkatkan layanan pendidikan yang berkualitas.
“Dengan berkolaborasi kitra akan lebih tangguh dan cepat dalam mengatasi masalah dunia pendidikan setelah pandemi,” tutur Unifah.
Dalam konferensi yang mengangkat tema “Recovering From The Pandemic Designing Post Pandemic Education In Digitaly Infused Word” tersebut, hadir berbagai organisasi guru dari wilayah ASEAN dan Korea. Beberapa organisasi guru tersebut antara lain Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Brunei Malay Teachers Association, Kesatuan Perkhidmatan Perguruan Kebangsaan Malaysia, Singapore Teacher’s Union, Philippine Public School Teachers Association, KHURUSAPHA (The Teacher’s Council of Thailand), Myanmar Teachers Federation, Vietnamese Teachers Association, dan Korean Federation Teachers Association.
Ketua PGRI Jateng, yang turut hadir dalam acara tersebut, juga menyampaikan harapannya supaya kolaborasi antarguru dapat berjalan di wilayah ASEAN. Kolaborasi akan mendorong keseimbangan dunia pendidikan yang pada beberapa dekade terakhir terlihat timpang. Ada beberapa negara dengan perkembangan pendidikan sangat pesat. Sebaliknya ada pula beberapa negara yang cenderung stagnan bahkan malah merosot jatuh dalam indeks pendidikan internasional.
“Melalui ACT+1 ini, PGRI Jawa Tengah bisa banyak belajar, banyak menimba berbagai ilmu dari negara-negara tetangga. Semoga kerja sama seperti ini akan terus ditindaklanjuti secara lebih spesifik untuk perkembangan pendidikan di wilayah ASEAN,” tandas Muhdi. (wis)