Home > UPGRIS > Ade Bhakti ‘Blangwir’:  Klimis Sampai Terlihat Dalan Tumo-nya

Ade Bhakti ‘Blangwir’:  Klimis Sampai Terlihat Dalan Tumo-nya

Agenda: Seminar Konten Kreator
Reporter: Tim Redaksi

SEMARANG, derapguru.com – Untuk menjadi konten kreator handal, seseorang konten kreator pemula perlu memulainya dengan membuat konten yang bagus. Konten seperti apakah yang harus dibuat? Konten yang dipahami atau konten yang dekat dengan aktivitas kehidupan kita.

Hal tersebut disampaikan oleh Konten Kreator, Ade Bhakti ‘Blangwir’—yang dulunya dikenal Ade Bhakti ‘Camat Gajahmungkur’—saat menjadi narasumber dalam ‘Seminar Nasional Konten Kreator’ yang digelar Hima PBSI UPGRIS secara daring, Sabtu 30 September 2023.

“Mulai saja dari yang kita pahami. Tidak usah dibuat-buat. Nada suaranya juga biarkan asli. Ya seperti nada suara seperti saat kita ngomong biasa seperti ini. Suara asli kita justru bagus untuk orisinalitas konten,” urai Ade Bhakti saat menjawab pertanyaan mahasiswa.

Ade Bhakti adalah konten kreator berstatus PNS yang dulunya bertugas sebagai Camat Gajahmungkur Kota Semarang. Saat menjadi camat, beragam prestasinya berhasil diperoleh. Di tengah popularitasnya, mendadak dia dimutasi menjadi Sekretaris Pemadam Kebakaran. Konten yang mengkritik kegiatan Lomba Nasi Goreng gagasan Walikota disinyilir penyebabnya.

Dalam seminar yang dilangsungkan secara daring tersebut, Ade Bhakti menuturkan, terkadang seorang konten kreator pemula meniru gaya konten kreator idolanya. Meniru gaya konten kreator idola tidak sepenuhnya salah, tapi jangan sampai meniru full. Tetap harus ada kreativitas orisinil yang nantinya akan menjadi ciri khas atau identitas kita.

“Perlu ada identitas khas dari kita. Misalnya saja rambut saya ini. Dalam semua konten, rambut saya ini selalu terlihat klimis. Saya memang lebih pede kalau tampil di depan kamera dengan rambut klimis: klimis sampai terlihat dalan tumo-nya,” tutur Ade Bhakti sambil tawa.

Evergreen

Sementara itu pembicara kedua, konten kreator yang juga Dosen Universitas PGRI Semarang, Zainal Arifin, mengatakan setelah melakukan banyak trial and error, dia mendapatkan simpulan bahwa untuk memulai membuat konten, hal pertama yang perlu dipikirkan adalah jenis konten apa yang diminati masyarakat luas. Konten-konten yang bersifat evergreen (baca: selalu abadi) adalah jenis konten yang akan membuat pundi-pundi ‘adsense’ semakin menumpuk.

“Konten yang termasuk evergreen ini, misalnya, alunan musik atau video lagu. Karena lagunya bagus, videonya akan diputar terus. Berputar sebuah lagu, artinya berputar pula mesin uang ‘adsense’-nya. Tapi karena saya bukan musisi yang bisa membuat lagu, saya perlu memutar otak mencari sesuatu yang setara dengan lagu. Akhirnya saya menemukan ‘suara burung’ untuk masteran burung berkicau. Maka jadilah konten youtube ‘Bang Kicau’,” tutur Zainal.

Zainal menuturkan, tidak ada niatnya untuk menjadi konten kreator. Dirinya harus terjun menjadi konten kreator awalnya karena dirinya mengusulkan mata kuliah baru kekinian bernama Konten Kreator saat terjadinya perubahan kurikulum. Karena dirinya yang usul, maka dirinya pula yang diminta tanggung jawab untuk mengajarnya.

“Kan tidak mungkin saya mengajar tanpa pernah terlibat di dalamnya. Maka terjunlah saya ke dunia kreator konten dengan membuat platform kanal Youtube. Karena bidang konten kreator ini termasuk sesuatu yang baru, maka belum ada rumusan metodologinya. Mau tidak mau saya ya harus trial and error untuk bisa mempelajari dan menarik simpulan-simpulan,” tutur Zainal yang saat ini sedang membangun platform baru dalam youtube bertajuk Mas Inal Ahli Petung Milenial. (za)

Leave a Reply