PATI, derapguru.com — Kurikulum apapun penentu kesuksesannya adalah guru. Termasuk pula Kurikulum Merdeka. Maka bila guru belum benar-benar paham atau belum benar-benar siap mengimplementasikan, jangan dulu menerapkan.
Hal tersebut disampaikan Ketua PGRI Jawa Tengah, Dr Muhdi, dalam Konferensi PGRI Kabupaten Pati yang digelar Kamis 29 Desember 2022.
“Sebagaimana keputusan DPR dan Mendikbudristek, Kurikulum Merdeka ini sifatnya opsional. Bagi yang sudah paham dan bisa menerapkannya silakan diterapkan. Tapi bila belum paham ya jangan dulu. Pakai kurikulum 2013 dulu sampai benar-benar siap menerapkan Kurikulum Merdeka,” tutur Dr Muhdi.
Lebih lanjut Dr Muhdi menyinggung tentang perjuangan PGRI dalam melawan RUU Sisdiknas yang akan menghilangkan status guru sebagai sebuah profesi dan menghapus tunjangan profesi bagi guru dan dosen masihlah belum selesai.
Batalnya RUU Sisdiknas untuk diajukan ke Badan Legislasi DPR RI, masih berpotensi dapat diajukan lagi di lain waktu. Oleh karena itu, Dr Muhdi menghimbau agar seluruh anggota PGRI senantiasa memantau masalah ini.
“Tujuan kita berjuang melawan RUU Sisdiknas bukan untuk menolak kebijakan pemerintah, tapi hanya untuk memastikan bahwa status guru sebagai sebuah profesi tidak hilang dan tunjangan profesi sebagai wujud penghargaan atas profesi guru tidak dihapuskan,” tutur Dr Muhdi.
Turut hadi dalam acara tersebut Wakil Ketua PGRI Jateng Dr Bunyamin MPd, Sekretaris Umum PGRI Jateng Drs Aris Munandar MPd, Wakil Bendahara PGRI Jateng Muslich MAcc, dan Kominfo PGRI Jateng Dr Agus Wismanto MPd. (za).