SEMARANG, derapguru.com – Bupati Wonogiri Joko Sutopo menjadi salah satu tokoh penerima anugerah Dwija Praja Nugraha dari Pengurus Besar (PB) PGRI dalam Puncak Acara HUT Ke-77 PGRI dan Hari Guru Nasional (HGN) 2022, awal bulan ini.
Dwija Praja Nugraha merupakan penghargaan yang diberikan untuk para tokoh yang memiliki perhatian dan komitmen tinggi terhadap pembangunan pendidikan, profesionalitas, dan kesejahteraan guru serta keberpihakan terhadap perjuangan PGRI.
Dalam kunjungan derapguru.com di Kantor Bupati Wonogiri, baru-baru ini, bupati yang dikenal dengan panggilan ‘Jekek’ ini secara blak-blakan menceritakan sejarah masa kecilnya yang dibekap kemiskinan.
“Saya miskin, bahkan saking miskinnya, tiap lebaran saya memilih bermain kapal-kapalan sendirian di sungai, karena di rumah tak ada baju baru, tak ada makanan, dan tak ada apapun,” tutur Bupati Jekek.
Masa kecil dilewatkan Bupati Jekek dengan kepahitan. Bahkan, dia mengaku sejak lahir tidak pernah mengenal wajah bapaknya. Bapaknya pergi meninggalkan ibunya saat dia masih dalam kandungan. Ibunya kemudian pergi ke Jakarta berjualan jamu gendong. Sedang dirinya hidup di kampung bersama kakeknya.
“Kemiskinan membuat orang tidak punya pilihan. Bila orang itu tertutup, maka kemiskinan akan membuatnya semakin menarik diri, merasa kerdil, dan tertekan. Kemiskinan tidak hanya berat, tapi juga menimbulkan trauma-trauma,” tandas Bupati Jekek.
Latar kemiskinan inilah yang membuat dirinya menjadi sangat sensitif dan berusaha keras untuk mengubah nasib warganya supaya menjauh dari garis kemiskinan. Bupati Jekek tahu bahwa satu-satunya jalan untuk mengubah nasib dan menghindarkan diri dari kemiskinan hanyalah melalui jalur pendidikan.
Ikuti tulisan tentang Bupati Wonogiri secara lebih lengkap pada Majalah Derap Guru Jawa Tengah edisi cetak bulan Januari 2023. (pur/za)