REMBANG, derapguru.com – Ilmu dan akhlak tak boleh dipisahkan. Ilmu dan akhlak ibarat papan meja dan kami meja. Pepan meja tanpa kaki akan ambruk. Pengibaratan ini disampaikan KH Zaim Ahmad Ma’shoem (Gus Zaim), ulama dan pegiat moderasi beragama pengasuh Pondok Pesantren Kauman Lasem, mengawali kegiatan Napak Tilas Kaum Santri yang digelar MAN 2 Rembang untuk memperingati Hari Santri.
“Ilmu dan akhlak adalah dua hal yang tidak boleh dipisahkan. Ibarat meja tanpa kaki akan ambruk. Begitu pula dengan ilmu yang tidak dibarengi dengan akhlak,” urai Gus Zaim.
Gus Zaim menambahkan, hubungan MAN 2 Rembang dengan pesantren sudah sinergi sejak masih menjadi PGAN Lasem. Untuk itu diharapkan peserta didik untuk bisa mondok. Gus Zaim juga berpesan supaya pendidikan siswa tidak berhenti di madrasah. “Pesan saya, jangan sampai belajar mandek di MAN 2 Rembang. Kalau bisa lanjutkan kuliah,” tandas Gus Zaim.
Dalam peringatan Hari Santri, MAN 2 Rembang yang berpusat di Kota Lasem Rembang memperingati Hari Santri dengan cara unik. Seluruh sivitas madrasah menggelar acara napak tilas, literasi budaya, dan ziarah ke makam-makam santri di Lasem, selama dua hari berturut-turut, Jumat-Sabtu 21-22 Oktober 2022.
Kepala Dinbudpar, H. Muttaqin, yang hadir pula dalam kegiatan menjelaskan bahwa kegiatan yang digelar MAN 2 Lasem sangat bagus untuk literasi budaya dan kegiatan bela negara. Muttaqin berharap kegiatan ini juga akan membantu memopulerkan wisata religi di Masjid Jami’ Lasem.
“Di Lasem ini juga ada makam Mbah Sambu, Mbah Srimpet, dan Adipati Tejokusumo. Makam-makam tersebut dapat menjadi bagian dari wisatan religi yang akan mendukung program Penataan Lasem Kota Pusaka,” tandas Muttaqin.
Kepala MAN 2 Rembang, H Kasnawi menuturkan, kegiatan napak tilas dilanjutkan dengan cara tahlil di makam Mbah Sambu, para masyayikh Lasem, dan pendiri Man 2 Rembang. Puncak peringatan digelar dengan upacara Peringatan Hari Santri di halaman madrasah. (za)