
SEMARANG, derapguru.com — Pembina UPGRIS yang juga Ketua PGRI Jateng sekaligus Wakil Ketua Komite I DPD RI, Dr H Muhdi SH MHum, mengibaratkan berdirinya Edupark UPGRIS Ibarat ‘tumbu ketemu tutup’. Pasalnya, dalam waktu bersamaan, Presiden Prabowo juga mencanangkan swasembada pangan untuk tahun 2026 mendatang.
Hal tersebut disampaikan Muhdi saat memberikan sambutan dalam “Festival Panen Raya Melon Green House Edupark UPGRIS” yang digelar di Kawasan UPGRIS Kampus Bendanduwur Sampangan Semarang, Kamis 11 Desember 2025.
“Ini seperti ‘tumbu ketemu tutup’. Pada saat Presiden menetapkan ketahanan pangan, Edupark pas berdiri untuk mendukung program ketahanan pangan pemerintah,” ungkap Muhdi.

Muhdi menambahkan Edupark UPGRIS merupakan salah satu pilihan untuk pengembangan wilayah yang dikenali sebagai ‘Kampus 3 UPGRIS’ ini. Kontur tanahnya yang labil (tanah gerak) tidak memungkinkan untuk dikembangkan dengan mendirikan bangunan-bangunan tinggi.
“Maka dari beragam pilihan pengembangan, kami lebih memilih mengembangkannya sebagai Edupark,” urai Muhdi.
Dalam sambutannya, Muhdi juga sempat menyatakan minatnya untuk mengelola Kawasan Tinjomoyo Semarang. Bila diizinkan pemerintah kota, lahan Tinjomoyo akan dikembangkan menjadi lahan pertanian modern yang terintegrasi dengan Edupark UPGRIS.
“Bila Ibu Walikota Semarang mengizinkan kami juga ingin mengelola lahan di Tinjomoyo (bekas Kebon Binatang Tinjomoyo yang posisinya ada di seberang jalan tol). Bila diizinkan, kami siap mengembangkan wilayah itu untuk pengembangan wisata kebun buah ini,” urai Muhdi sambil membayangkan ada kereta gantung dari Edupark melintasi atas jalan tol menuju area penanaman buah di Tinjomoyo.

Edupark UPGRIS, lanjut Muhdi, tidak hanya digunakan untuk sarana pendidikan semata tapi akan dikembangkan secara lebih serius sebagai destinasi wisata baru di Kota Semarang. Pihaknya tidak hanya menggelontorkan pendanaan ratusan juta, tapi akan menggelontorkan investasi miliaran untuk pengembangan obyek wisata ini.
“Ini panen raya pertama, kami tujukan untuk keluarga UPGRIS dan lingkungan sendiri. Untuk kebun durian, masih belum berbuah, mungkin dua tahun lagi. Semuanya masih dalam tahap pengembangan. Semoga ini bisa menjadi destinasi wisata baru di Kota Semarang,” urai Muhdi.

Tak Belepotan
Lebih lanjut Muhdi menuturkan, Edupark UPGRIS ini dirancang untuk mengenalkan konsep pertanian dan perkebunan modern. Pertanian yang serba berteknologi, pertanian yang bersih dan tidak identik dengan baju belepotan lumpur.
“Semua kami siapkan dengan teknologi. Bahkan untuk penyiramannya pun tinggal pencet tombol ponsel. Sebuah konsep pertanian yang tidak belepotan dengan tanah,” urai Muhdi.
Muhdi berharap dengan mencontohkan konsep pertanian modern seperti ini, akan mengubah mindset masyarakat tentang bidang pertanian. Harapannya pula anak-anak muda akan kembali tertarik untuk bekerja sebagai petani. (za)




